Denpasar (Antara Bali) - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Doktor I Gusti Ngurah mengingatkan pentingnya memaknai momentum perayaan Hari Saraswati yang jatuh Sabtu (19/11) sebagai sarana melenyapkan unsur kebodohan dari kehidupan manusia.
"Dewi Saraswati, manifestasi Tuhan sebagai dewi ilmu pengetahuan, juga berarti sesuatu yang mengalir. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dalam kehidupan sangat disucikan," kata pemimpin majelis tertinggi umat Hindu di Bali I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Sabtu.
Ia menyampaikan, cara menyucikan ilmu pengetahuan, selain khusus diperingati pada Hari Raya Saraswati, yang terpenting bagaimana umat tidak henti-hentinya belajar meningkatkan pengetahuan.
"Dengan berbekal pengetahuanlah, orang dapat keluar dari kebodohan. Kebodohan itu sama artinya dengan kegelapan yang membawa manusia pada penderitaan dan kesengsaraan," ujar Sudiana yang juga dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
Ia menambahkan, barang siapa yang menguasai ilmu pengetahuan tentunya akan menjadi orang yang tangguh, hebat, mempunyai masa depan, dan bisa memenangkan pertarungan melawan berbagai tantangan duniawi.
"Selain itu, dalam peringatan Hari Saraswati sekaligus menjadi pemuliaan pada aksara. Dalam Hindu, aksara merupakan sesuatu yang dipandang ajaib karena hakikatnya pengetahuan itu berasal dari tulisan. Semua rahasia dan kejadian kehidupan dapat diketahui oleh manusia hingga saat ini juga digambarkan lewat tulisan," ucapnya.
Sementara itu, berbagai sekolah di Denpasar juga terlihat memperingati Hari Saraswati dengan melakukan kegiatan persembahyangan bersama di sekolah masing-masing.(*)