Denpasar (Antara Bali) - Siswa Sanur Independent School (SIS) Bali yang merupakan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) dengan Australia melakukan persembahyangan bersama pada Hari Raya Saraswati yang merupakan lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Denpasar, Sabtu.
Persembahyangan Saraswati yang dilakukan bersama tersebut, diawali pemelaspasan Padmasana yang dipimpin seorang Pendeta Hindu Ida Pedanda Bang Manuaba dengan dihadiri siswa mulai tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), para guru dan pengurus yayasan.
Persembahyangan bersama dalam cuaca yang cerah pagi itu berlangsung khidmat dan lancar seperti halnya perayaan Saraswati yang berlangsung di sekolah-sekolah seluruh Bali.
Kepala Sekolah Asing (Principal Expatriate) Mark yang berkewarganegaraan Australia mengatakan dirinya mengikuti ritual ini karena ia berkewajiban sebagai pemimpin di lingkungan sekolah ini. Ia melakukan persembahyangan bersama siswa, para guru, staf dan masyarakat yang ada.
Sementara itu, National Principal SIS Cokorda Agung Anre Juniana menjelaskan perayaan Melaspas ini untuk memberi rasa syukur dari pembangunan gedung baru dan bertepatan pada Hari Saraswati pada setiap 210 hari sekali (enam bulan) itu diharapkan mampu mencerdaskan, menguatkan iman, dan meningkatkan bakti kepada nusa dan bangsa.
"Walaupun sekolah bertaraf Internasional, kami tidak akan meninggalkan budaya yang melekat di Pulau Dewata ini," ujar Cokorda Agung Anre.
Dengan demikian kegiatan ini merupakan edukasi kepada siswa Asing mengenai arti dari Hari Raya Saraswati tentang kecerdasan para pelajar dan mampu meningkatkan prestasi belajar untuk meraih kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan kreatif serta inovatif mengasah keterampilan bidang teknologi.
Patung Dewi Saraswati, wanita cantik seperti umumnya dipajang di halaman masing-masing sekolah di Bali itu merupakan lambang dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi buruan dari setiap umat manusia.
"Wanita cantik" yang penuh arti simpati dan berwibawa, memiliki empat tangan masing-masing memegang keropak (mendalami ilmu pengetahuan), bunga teratai (lambang kesucian), genitri (belajar seumur hidup) serta alat musik (ilmu pengetahuan itu indah dan berirama).
Berkat bekal akal dan pikiran itulah, manusia selalu tergoda ingin tahu tentang berbagai hal di dunia, baik yang skala (nyata) maupun niskala (tidak nyata).
"Oleh sebab itu, Dewi Saraswati dititahkan oleh Dewa Brahma memberi anugerah kesaktian (ilmu) kepada manusia untuk memenuhi sifat ingin tahunya, sehingga anugerah itu disebut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Cok Anre. (*)