Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra meminta Radio Republik Indonesia (RRI) Denpasar sebagai media penyiaran yang independen agar senantiasa mengangkat kearifan lokal dalam memaknai Peringatan Hari Radio ke-74.
"Kami berharap RRI Denpasar tetap berkomitmen sebagai stasiun siaran yang berkarakter dengan konten siaran akurat senantiasa mengangkat kearifan lokal dan menjaga netralitas di tengah segala potensi konflik," kata Wali Kota Denpasar dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kota Denpasar Dewa Made Ariawan saat menghadiri Peringatan Hari Radio ke-74 di Kantor RRI Denpasar, Rabu.
Kota Denpasar yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam, ucap dia, bisa mempertahankan pariwisatanya, karena itu berkomitmen untuk selalu menjaga budaya dan kearifan lokal.
RRI Denpasar, lanjut Rai Mantra, juga harus menjadi perekat dan pemersatu bangsa dan tetap mendedikasikan diri untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Selain dampak positif, kecanggihan teknologi dan informasi juga memberikan dampak negatif penyebaran berbagai berita negatif yang mampu memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. Di sinilah peran penting LPP RRI sebagai filter yang harus mampu menangkal berbagai informasi bohong atau hoaks," ucapnya,
Melalui pemberitaan RRI yang proporsional, katanya, dapat mendorong terwujudnya sikap mental masyarakat yang cerdas, memperkokoh integritas nasional dalam membangun masyarakat mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, menjaga citra positif bangsa dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat.
"Pemerintah Kota Denpasar mengapresiasi peranan RRI Denpasar sebagai mitra kerja yang sangat membantu kami dalam menyampaikan informasi tentang pembangunan, fasilitas layanan publik, serta memberikan wadah bagi masyarakat Denpasar untuk berdiskusi melalui dialog interaktif serta kesempatan berkreasi melalui program budaya," ujarnya.
Pemerintah Kota Denpasar juga mengapresiasi RRI dalam mempertahankan eksistensinya dengan melakukan konvergensi media melalui "RRI Play Go" dan RRI Net untuk menjangkau kaum milenial yang akrab dengan teknologi digital. Ia menyebut pendengar RRI dimanjakan dengan aplikasi dan fitur untuk menonton siaran daring (online).
Sementara itu, Kepala Stasiun LPP RRI Denpasar Sophia Endang Widowati mengatakan RRI sebagai media penyebar informasi memang senantiasa mengikuti perkembangan zaman, tetapi tetap tidak meninggalkan konten lokal.
Melalui Hari Radio ke-74 yang bertema "Untuk Indonesia Lebih Bertoleransi" itu, Endang juga mengajak semua pihak senantiasa menjaga toleransi, mengedepankan kebersamaan dan perdamaian, serta menangkal hoaks.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak dan 'stakeholder' yang tetap setia bekerja sama dengan kami," ucap dia.
Peringatan Hari Radio ke-74 ini juga ditandai dengan Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Selain dimeriahkan acara hiburan bernuansa budaya, peringatan Hari Radio di RRI Denpasar juga diisi dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun.
Di sela peringatan Hari Radio ke-74 itu, Endang juga mengapreasiasi hubungan kesejarahan RRI dengan LKBN ANTARA Biro Bali. "Jadi, RRI dengan Antara itu dekat sekali ya," katanya saat berbincang dengan Kepala LKBN Antara Biro Bali, Edy M Ya'kub.
Dalam perbincangan itu, Edy menceritakan kedekatan hubungan RRI dengan LKBN Antara Biro Bali itu ditandai dengan penunjukan LKBN Antara Pusat kepada I Wayan Tjatranata yang merupakan karyawan RRI Denpasar itu sebagai Kepala Perwakilan ANTARA di Bali yang pertama pada 1972-1979.
"Antara masuk pertama kali ke Bali pada tahun 1945 atau bersamaan dengan tahun kelahiran RRI, namun saat itu Antara hanya memiliki wartawan bernama Herman dan tidak memiliki kantor perwakilan secara resmi. Perwakilan Antara di Bali secara resmi adalah I Wayan Tjatranata yang saat itu merangkap sebagai karyawan RRI dan Kepala Perwakilan LKBN Antara Bali," kata Edy.