Denpasar (ANTARA) - Gempa berkekuatan 5.8 Skala Richter (SR) mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Bali, di antaranya Nusa Dua, Denpasar, Tabanan dan Jembrana, Selasa pukul 08:18:36 WITA, namun gempa yang tidak berpotensi tsunami itu tak sampai mengguncang pariwisata Bali.
Informasi dari BMKG Denpasar menyebutkan gempa yang berpusat di 9.11 lintang selatan, 114.54 bujur timur, dengan kedalaman 68 km itu terjadi di 83 km barat daya Nusa Dua, 84 km barat daya Jembrana, 89 km barat daya Denpasar, 90 km barat daya Tabanan, dan 917 km tenggara Jakarta.
"Murid-murid sekolah di Kabupaten Jembrana berhamburan keluar, salah satunya murid di MTs Darussalam Pengambengan, Negara. Semuanya panik, termasuk guru," kata warga Negara, Kabupaten Jembrana, Irfan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat gempa tektonik di selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara itu menyebabkan kerusakan 24 bangunan di beberapa kabupaten/kota di Bali.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota se-Bali via radio dan telepon, update hingga pukul 11.40 Wita, ada 24 bangunan yang dilaporkan rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin.
Ia mengatakan gempa Selasa pagi dirasakan di sembilan kabupaten/kota di Bali. Gempa itu, menurut data BPBD, menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar.
Kerusakan paling banyak dilaporkan terjadi di Kabupaten Badung, tempat 20 bangunan dilaporkan rusak akibat gempa.
Bangunan yang rusak akibat gempa di Badung antara lain Gapura ITDC Nusa Dua, SD Negeri 1 Ungasan, Kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Hotel Mercure Nusa Dua, Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, SMPN 5 Kuta Selatan, SMPN 2 Ungasan, SMP Negeri 2 Kuta Selatan, dan Kantor Camat Kuta Selatan.
Selain itu, gempa menimbulkan kerusakan rumah di Banjar Sukajati di Desa Taman Abiansemal, pelinggih (bangunan suci) Bapak Muada SDN 1 Ungasan dan SD 3 Ungasan, SDN 5 Dalung Kuta Utara, SDN 5 Ungasan, SDN 1 Tuban, SDN 2 Tuban, Gedung Serbaguna Desa Adat Tuban, Banjar Tuban Griya, dan Kantor Bea Cukai.
Gempa juga menyebabkan kerusakan bangunan Rumah Tahanan dan dan ornamen pada atap gedung DPRD di Kabupaten Gianyar; serta menyebabkan rumah seorang warga di Desa Busungbiu, Kabupaten Buleleng, roboh.
Pura Lokanatha di kawasan Taman Kota Lumintang, Denpasar, juga beberapa bata merahnya lepas akibat gempa. "Sampai saat ini, belum ada laporan korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Rentin.
Baca juga: Gempa Bali rusak sejumlah sekolah di Badung
Baca juga: Pasca-gempa Bali, aktivitas pariwisata di Bali normal
Guncang Lombok-Jember
Getaran gempa yang berpusat di Bali, Selasa (16/7) pagi juga terasa di Lombok-NTB hingga Jember-Jatim, sehingga sejumlah warga yang tinggal di kawasan permukiman berhamburan ke luar karena guncangan gempa sangat terasa kuat.
Di Lombok, siswa dan siswi sekolah dasar yang sedang kegiatan belajar mengajar turut berhamburan ke luar. "Gempa terasa kencang sekali," kata Nining warga Kota Mataram.
Orang tua murid di sejumlah sekolah juga mengecek anak-anaknya karena khawatir terjadi gempa kembali. "Saya harus mengecek anak saya, gempanya lumayan lama," kata orang tua murid yang tinggal di Karang Bedil.
Selain Lombok, gempa berkekuatan 6,0 skala richter (SR) juga dirasakan getarannya oleh warga Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Saya berlarian ke luar rumah karena guncangan gempa cukup kuat," kata Hamzah, salah seorang warga perumahan di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Ia mengatakan beberapa benda yang digantung di dalam rumah bergoyang semua, sehingga panik dan berlari ke luar rumah bersama istri dan anaknya.
"Guncangan gempa agak lama, sehingga kami menunggu di luar rumah dan banyak tetangga yang juga keluar rumah saat gempa," katanya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo membenarkan guncangan kuat gempa Bali yang tidak berpotensi tsunami itu dirasakan warga Kabupaten Jember.
Gempa dirasakan warga hampir di semua kecamatan di Jember, namun hingga kini pihaknya belum menerima laporan terkait kerusakan akibat gempa. "Semuanya turun untuk mengecek di lapangan dan mudah-mudahan tidak ada kerusakan," katanya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di daerah Badung, Nusa Dua, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, Jember, dan Lumajang.
Baca juga: Pascagempa Bali, penerbangan di Bandara Ngurah Rai normal
Baca juga: Kemenpar: ikuti instruksi dan akun resmi pemerintah terkait gempa Bali
Jangan terpengaruh isu
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hal itu dibenarkan oleh Manajer Humas PT Angkasa Pura I (Persero) Awaluddin. Ia mengatakan Operasional Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar berjalan normal setelah terjadi gempa berkekuatan 5.8 skala Richter itu. "Alhamdulillah operasional Bandara Bali berjalan normal," katanya.
Berdasarkan informasi info dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, kata Awaluddin, Bandara Ngurah Rai dapat beroperasi dengan normal, dan telah dilakukan pengecekan lebih terhadap fasilitas sisi udara dan fasilitas sisi darat serta fasilitas pelayanan navigasi penerbangan Airnav, semua dalam kondisi normal dan dapat melayani.
Senada dengan itu, Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, menegaskan bahwa aktivitas pariwisata di kawasan The Nusa Dua yang dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terpantau normal pascagempa bumi yang terjadi di Pulau Bali.
"Memang gempa bumi tadi terasa lumayan keras di Kawasan The Nusa Dua. Wisatawan yang menginap juga sempat panik saat gempa tetapi langsung dapat ditenangkan oleh petugas hotel," ujarnya.
Menurut dia, kepanikan tersebut tidak berlangsung lama karena usai gempa utama terjadi para wisatawan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Jadi dapat kami katakan peristiwa gempa bumi tadi tidak mempengaruhi aktivitas wisatawan dan operasional kawasan The Nusa Dua," katanya.
Ia menjelaskan, usai kejadian, timnya langsung melakukan asesmen terhadap hotel-hotel yang berada dalam kawasan untuk mendata kerusakan dampak dari gempa itu.
"Dari hasil pendataan terdapat kerusakan minor seperti genteng jatuh di beberapa hotel di kawasan dan bangunan yang dilaporkan mengalami sedikit keretakan,” katanya.
Ngurah Ardita juga menegaskan, bahwa peristiwa gempa bumi itu tidak mengakibatkan adanya korban di kawasan The Nusa Dua, baik korban luka maupun meninggal dunia.
Selain itu, bangunan gapura utama kawasan The Nusa Dua untuk sementara harus ditutup akibat adanya bagian ujung bangunan gapura yang runtuh.
"Secara umum infrastruktur tidak ada yang mengalami kerusakan besar dan hanya kerusakan kecil yang dilaporkan. Operasional hotel juga berjalan seperti biasa dan aman serta tidak ada wisatawan yang meninggalkan hotel lebih awal," kata Ngurah Ardita.*
Baca juga: Gempa Bali dirasakan warga Jember-Jatim
Baca juga: Getaran gempa di Bali terasa hingga Lombok
Round Up - Gempa Jembrana-Bali tak guncang pariwisata
Selasa, 16 Juli 2019 15:15 WIB
Jadi dapat kami katakan peristiwa gempa bumi tadi tidak mempengaruhi aktivitas wisatawan dan operasional kawasan The Nusa Dua