Denpasar (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan terbentuknya Wartawan Peduli Bencana (Wapena) Bali menjadi salah satu peninggalan berharga dari Sutopo Purwo Nugroho.
"Tahun 2016, Beliau mempelopori terbentuknya Wapena Bali, sebuah wadah bagi insan pers yang secara khusus melakukan peliputan terhadap kebencanaan di Bali. Saat terbentuk, Beliau langsung memberi pembekalan, dan para awak media merasa sangat senang karena banyak mendapat pengalaman serta transfer pengetahuan dari Pak Topo," kata Rentin, di Denpasar, Minggu.
Bagi Rentin, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo yang merupakan "Sang Penyampai Informasi Bencana" itu adalah sosok yang sangat inspiratif dengan cara kerjanya yang cepat dan tidak mengenal lelah.
Sesungguhnya, BPBD Bali sudah mengagendakan sebuah acara dengan Sutopo Purwo Nugroho yaitu pembekalan dan peningkatan kapasitas pers.
"Awalnya kami telah sepakat tanggal 22 Juni yang lalu Beliau hadir di Bali bersamaan dengan Pentas Seni Wayang Cenkblong, budaya sadar bencana, serangkaian HUT Kota Amlapura, tetapi karena berobat ke Guangzhou maka rencana ke Bali pun tertunda," ujarnya.
Baca juga: Obituari - "Penyampai Informasi Bencana" telah berpulang
BPBD Provinsi Bali, lanjut dia, memiliki pusdalops (pusat pengendalian dan operasional), yang sesungguhnya secara peran dan fungsi hampir sama dengan Pusdatin di BNPB. Pusdalops adalah pusat data dan informasi bagi kebencanaan di Bali.
"Kami berkomitmen meneruskan spirit dan semangat yang diwariskan oleh Pak Topo melalui Pusdalops BPBD Bali ini," ucap Rentin.
Atas dorongan Ketua PWI Provinsi Bali IGB Dwikora Putra, di awal 2019, BPBD Bali membentuk TRC News (Tim Reaksi Cepat - News). TRC News adalah tim humas di Pusdalops yang diberi tugas tidak hanya menyediakan data dan informasi tetapi juga melakukan respons cepat pemberitaan terhadap kondisi terkini.
TRC News rohnya terlahir dari semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Pak Topo, dalam dua hal yaitu pertama, menyajikan data dan informasi lengkap serta akurat, kedua dengan sabar dan detail melayani semua insan pers. Jadi spiritnya data yang akurat dan melayani dengan hati.
"Sejalan dengan spirit itu dan saya banyak belajar dari cara kerja Pak Topo, maka sehari setelah saya dilantik sebagai Kalaksa BPBD Provinsi Bali pada 7 Februari 2019, saya mengeluarkan Layanan Call Back Kalaksa BPBD Bali sebuah layanan telepon kembali kepada semua pihak. Jika ingin wawancara atau ada kepentingan apapun dengan saya, dan anda cumi saja (cuma misscall) dan saya akan telepon balik," ucapnya.
Hal tersebut, lanjut Rentin, sebagai wujud dan komitmennya dalam mengemban tugas mulia di bidang penanggulangan bencana, karena menyadari BPBD tidak bisa berdiri sendiri dan harus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan.*
Baca juga: BNPB sangat kehilangan wafatnya Sutopo Purwo Nugroho
BPBD Bali: Wapena jadi peninggalan berharga Sutopo
Senin, 8 Juli 2019 6:02 WIB