Klungkung (ANTARA) - Sekaa Gong Kebyar Wanita Gita Bala Akas, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkunh, tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke XLI mewakili Kabupaten Klungkung.
Untuk memberikan semangat dan motivasi terhadap sekaa gong ini, isteri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, yakni Nyonya Ayu Suwirta bersama Sekretaris Daerah I Gede Putu Winastra hadir langsung, saat kelompok kesenian ini tampil di panggung terbuka Ardha Candra Art Center Denpasar, Kamis (27/6) malam, demikian siaran pers yang diterima, Jumat.
"Kami puas dengan penampilan sekaa gong kebyar ini. Apalagi tadi terlihat respon dari penonton, yang sangat antusias," kata Ayu Suwirta.
Menurutnya, penampilan maksimal gong kebyar tersebut tidak lepas dari kerjasama dan semangat yang luar biasa dari berbagai pihak yang mewakili Kabupaten Klungkung dalam ajang PKB kali ini.
"Terimakasih atas kerjasama dan semangat yang sungguh luar biasa dari semua pihak yang mewakili Kabupaten Klungkung. Ke depan selalu jaga kekompakkan serta seni dan budaya ini dengan sebaik-baiknya," katanya.
Baca juga: Grup kesenian AS meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-41
Sebagai penampilan pembuka duta Kabupaten Klungkung menampilkan Tabuh Kebyar Dang "Cita Utsawa" sebuah seni perpaduan yang harmonis antara garapan instrumental dengan olah vocal dengan pembina karawitan dan vokal I Komang Pande Ary Wibawa, pembina gerak Anak Agung Sedana Harta.
Kemudian penampilan dilanjutkan dengan beberapa tarian antara lain Tari "Bayan Nginte" yang mengisahkan sekelompok gadis yang sedang menyulam dan membatik dengan gerakan yang lemah gemulai bagaikan gadis di karang Kaputren.
Kesenian ini dibina oleh Anak Agung Sedana Harta dalam hal gerak tari dan pembina karawitan I Made Sarya.
Kabupaten Klungkung juga menampilkan tari kreasi "Tembang Rare" yang merupakan istilah nama nyanyian atau gending anak-anak rare karya I Made Subandi serta pembina Komang Pande Ary Wibawa.
Baca juga: Di Pesta Kesenian Bali, seniman Bali dan Jepang berkolaborasi (video)
Terakhir, Klungkung menampilkan tari kreasi "Ngampung" yang menceritakan aktivitas petani di sawah yang sedang memanen padi, yang di masa itu semua menggunakan alat panen dan proses tradisional dengan penata tari oleh Wah Lunyuk dan penata tabuh Made Oka Arimbawa.