Jakarta (ANTARA) - Facebook menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk melakukan pembatasan media sosial pasca-aksi 22 Mei denhan sebaran hoaks dan ujaran kebencian yang memprovokasi massa.
"Menanggapi situasi keamanan yang terjadi di Jakarta saat ini, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dan bertindak sesuai dengan kemampuan kami," kata juru bicara Facebook dalam keterangan resmi kepada Antara, Rabu.
Facebook berjanji akan terus memberikan layanan bagi pengguna mereka agar dapat terhubung dengan teman dan keluarga.
"Kami akan terus memegang komitmen untuk tetap memberikan layanan bagi masyarakat agar dapat terus berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga," kata juru bicara itu.
Pemerintah membatasi sementara akses media sosial untuk mencegah penyebaran konten hoaks dan ujaran kebencian.
Pembatasan itu berimbas media sosial tidak dapat diakses melalui jaringan seluler baik melalui paket data di ponsel maupun sambungan Wi-Fi.
Baca juga: Pemerintah batasi Medsos, SMS dan telepon tetap jalan
Baca juga: Pakar: pembatasan akses medsos cegah provokasi
Pantauan Antara, kendala yang dialami saat mengakses media sosial bervariasi. Meskipun yang dibatasi adalah konten berupa video dan foto, sejumlah pengguna melaporkan tidak dapat mengirim pesan teks melalui aplikasi WhatsApp.
Pengguna Internet juga mengeluhkan mereka tidak dapat mengakses Facebook, Instagram, dan Twitter sejak Rabu siang.
Langkah itu ditempuh pemerintah untuk meredakan eskalasi kerusuhan dalam aksi pasca-pengumuman KPU di Jakarta (22/5), karena sekelompok masyarakat tak bertanggung jawab memanfaatkan medsos untuk memprovokasi masyarakat melalui tayangan video lama dan hoaks.
Baca juga: Whatsapp sudah mulai bisa digunakan
Baca juga: Kominfo minta netizen tak sebarkan ujaran kebencian