Yayasan Bakti Pertiwi Jati (BPJ) bekerja sama dengan Pemkot Denpasar, Bali, mengadakan pameran "fotography, videography, drawing", dan lukisan tentang situs dan ritus di Bali dengan tema "Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua" di Denpasar Art Space (DAS) hingga 9 Mei 2019.
Ketua BPJ, I Made Bakti Wiyasa, di Denpasar menjelaskan dalam kegiatan pameran ini bersinergi dengan pemkot, khususnya Dinas Pariwisata Kota Denpasar serta pemangku kepentingan untuk dapat dinikmati masyarakat.
"Kegiatan ini merupakan upaya untuk 'ngentenin' (membangkitkan kesadaran) untuk mencintai kebudayaan (heritage) di Bali khususnya Kota Denpasar, salah satunya dengan ajang pameran tersebut, dan membuat kelas-kelas budaya pada situs-situs kuno.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan ini selaras dengan UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Keberadaan situs dan ritus merupakan bagian dari objek pemajuan kebudayaan. Keberadaan situs budaya harus dilestarikan, dan pemerintah memang memiliki kewajiban untuk melindunginya.
Bakti Wiyasa mengatakan, BPJ sendiri telah terjun secara acak di situs-situs kuno yang ada di wilayah Tabanan, Badung, Buleleng, Denpasar, dan Klungkung. Beberapa situs yang telah dilakukan kajian sebagai materi pameran di antaranya situs Pura Desa Peguyangan dan Pura Puseh Peguyangan, Pura Dalem Pemanis Penatih, Pura Dalem Tambawu, Dalem Tungkub Khayangan Sakti Kesiman, Pura Pengerebongan, Merajan Agung Puri Kesiman, Pura Dalem Penataran Tangeb, Pura Kentel Gumi Kapal, Merajan Agung Puri Nyalian Klungkung, Pura Dalem Segara Madu Buleleng, Pura Pengungangan Pemanis, dan Pura Batur Pemanis.
Bakti Wiyasa menambahkan, secara keseluruhan semua item karya dalam pameran "Situs dan Ritus Peradaban Bali Tua" merepresentasikan rekaman peradaban tua secara detail sebagai varian-varian keindahan simbolik berupa foto, film dokumenter, drawing, lukisan yang mewujudkan masing-masing dari tatanan peradaban Tri Maha Lingga Bali (Mahaagung, Mahaawidya, Maharata).
Adapun secara rinci jumlah karya yang dipamerkan terdiri atas sebuah film dokumenter ritus serta 113 foto situs dan ritus yang fotonya diambil sendiri oleh para fotografer BPJ. Kemudian ada 7 lukisan dan 4 karya drawing oleh Bakti Wiyasa. Selain itu, ada delapan karya dari fotografer lainnya yakni Bayu Pramana (3 foto), Rudi Waisnawa (3 foto), dan Naya Suanta (2 foto).
"Bencana heritage, pembongkaran situs kuno, praktik perusakan pura kuno sejatinya telah lama terjadi, tetapi hingga kini belum ada yang ngeh dan belum ada yang mampu menghentikannya hingga saat ini. Semoga pameran BPJ ini mampu menginspirasi Bapak Gubernur Bali untuk segera menghentikan praktik pembongkaran-pembongkaran pura kuno, situs tua di Bali," kata Bakti Wiyasa.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani menyabut baik pelaksanaan pameran situs dan ritus tatanan peradaban Bali tua ini. karena selain dapat menjadi wahana pelestarian dan pengembangan, keberadaannya dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.
"Secara umum kami di Pemkot Denpasar sangat mendukung plaksanaan kegiatan ini, hal ini sejalan dengan program pelestarian cagar budaya yang sangat gencar dilaksanakan Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan dengan sistem inventarisasi dan restorasi, semoga kedepan kegiatan ini dapat terus dilaksanakan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan potensi wisata baru," ucapnya.
Dizire juga berharap, dengan adanya ajang unik yang memberikan edukasi ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun internasional. Sehingga kedepanya keberadaan situs dan ritus di Kota Denpasar dapat dimanfaatkan sebagai wahana pariwisata edukasi dan sejarah dengan tetap menjaga kelestarian dan keaslianya.
"Dari segi pariwisata tentu hal ini menarik minat peneliti-peneliti luaar Bali untuk datang, serta kami harapkan juga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatwan pecinta pariwisata sejarah," ujarnya.