Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan penyelenggaraan International Conference Organitation World Heritage City (OWHC) Eurasia IX di kawasan wisata Sanur, pada 29 April hingga 2 Mei 2019.
Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara kepada media di Denpasar, Senin, mengatakan pihaknya menyambut baik dipilihnya Kota Denpasar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi OWHC Eurasia tahun 2019.
"Hal ini tentunya menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan Kota Denpasar, utamanya yang bergerak dalam bidang pariwisata budaya. Juga dapat kami manfaatkan untuk memperkenalkan Denpasar di kancah dunia tentang berbagai potensi pariwisata tersebut," ujarnya.
Pada jumpa pers dengan media tersebut juga hadir Sekjen UCLG Eurasia Regional Cordinator of OWHC Rasikh Sagitov, Sekjen OWHC Denish Ricard, OPD terkait serta Panitia OWHC Tahun 2019.
Jaya Negara mengatakan momentum ini juga harus menjadi tonggak untuk memperkuat warisan budaya sebagai elemen penting pengembangan sektor pariwisata. Karena keberadaan pariwisata di Kota Denpasar wajib memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal yang bergerak dalam balutan ekonomi kreatif.
"Kegiatan internasional ini tentunya dapat menjadi momentum untuk memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal di Kota Denpasar sebagai 'heritage city'," ucapnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Denpasar, yang sekaligus sebagai Ketua Panitia, Gusti Ngurah Eddy Mulya menjelaskan bahwa Kota Denpasar menjadi kota kedua yang dipercaya menyelenggarakan "International Conference OWHC Eurasia" setelah Kota Solo pada tahun 2008.
Adapun penyelenggaran konferensi internasional yang mempertemukan kota pusaka di wilayah Benua Asia dan Eropa tahun ini mengangkat tema tentang "Reselient Heritage and Tourism" yang mengandung makna warisan tangguh dan pariwisata.
"Tema tahun ini diangkat sesuai dengan permasalahan yang rentan dihadapi oleh Kota Pusaka Dunia, yakni bagaimana memadukan kota pusaka dengan keasliannya yang berjalan saling mendukung dengan sektor pariwisata," ujar Eddy Mulya.
Menurut Eddy Mulya, bahwa pemilihan tema ini juga menjadi cerminan semangat Kota Denpasar yang secara berkelanjutan terus berupaya untuk menyelamatkan cagar budaya, salah satunya adalah Kota Pusaka. Sehingga kedepannya cagar budaya dapat terus diperkuat esensinya agar mampu menyelamatkan peradaban dunia.
"Konferensi ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan kemitraan di antara kota warisan budaya dunia untuk dapat berbagi pengalaman, bertukar gagasan dalam memperkuat warisan budaya sebagai penyelamat dasar wisata budaya dan memperkuat peradaban di masa depan," katanya.
Eddy Mulya menambahkan bahwa pelaksanaan konferensi internasional yang menghadirkan delegasi dari 13 negara di benua Asia dan Eropa serta tujuh kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ini rencananya dibuka Gubernur Bali I Wayan Koster dikemas dengan beberapa kegiatan.
Mulai dari pameran yang melibatkan seniman, fotography, lukisan, UMKM, pihak Eurasia, unsur pariwisata dan Bekraf Kota Denpasar, penandatanganan "Loi Sister City".
"Main Planerry Sesion" yang membahas tentang upaya pelestarian warisan budaya dengan melibatkan lima kota. "Business session" yang membahas tentang kunci keberhasilan pengembangan pariwisata budaya dengan melibatkan empat kota termasuk Denpasar.
"Pada sesi Business session seluruh delegasi diberikan kesempatan untuk memaparkan potensi kotanya sebagai ajang promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan," ucapnya.
Eddy Mulya mengatakan seluruh delegasi akan diajak mengunjungi obyek wisata yang memiliki nilai warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang dikemas dalam kegiatan bertajuk "Site Visit", seperti mengunjungi Prasasti Blanjong, Monumen Bajra Sandi, Denpasar Art Space, Pasar Badung, Puri Jro Kuta, Taman Ayun, dan Inna Bali. Serta akan dilaksanakan Painting Well oleh seniman dari Kota Bolgar di Taman Kumbasari Denpasar.