Denpasar (Antara Bali) - Delegasi "Organization World Heritage Cities (OWHC)" Asia Pasifik yang mengikuti pertemuan di Sanur, meluangkan waktunya mengunjungi "Subak" Sembung dan Banjar Pulugambang, Kelurahan Penatih, Kota Denpasar.
"Kami sudah jauh hari membuatkan jadwal para delegasi OWHC Asia Pasifik untuk dapat mengunjungi Subak Sembung dan Banjar Pulugambang. Di Subak Sembung delegasi tersebut melihat aktivitas petani mengelola sawah, sedangkan di Banjar Pulugambang melihat aktivitas warga berlatih menari tari Bali," kata Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan mengajak para delegasi OWHC ke lokasi tersebut adalah bagian dari promosi kebudayaan yang dimiliki Bali, khususnya Kota Denpasar.
"Para delegasi tampak kagum terhadap keberadaan subak yang telah dipadukan menjadi ekowisata. Sehingga aktivitas masyarakat (petani) tetap seperti biasa, namun kunjungan wisata yang ingin tahu secara langsung dalam pengelolaan sawah bisa ke subak tersebut," ujarnya.
Program Coordinator of World Secretariat OWHC Andreanne Charest mengatakan pelestarian subak yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar sangat bagus. Terlebih lagi telah dipadukan menjadi sebuah destinasi wisata melalui ekowisata.
"Saya kira ini merupakan langkah sangat bagus yang telah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar untuk melestarikan subak yang sudah diakui UNESCO," ujarnya.
Ia berharap kepada pemerintah untuk mampu melestarikan subak yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali.
"Saya berharap peran pemerintah dan masyarakat agar bisa melestarikan subak, sehingga daya tarik wisata tersebut tetap bisa dikunjungi ke depannya," ucapnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar Anak Agung Bagus Sudharsana mengatakan Subak Sembung sebagai ekowisata merupakan salah satu industri pariwisata yang memadukan keindahan alam dan aktivitas masyarakat.
Ekowisata ini juga memadukan pendidikan, teknologi dan aktivitas masyarkat sebagai usaha ekonomi yang berkelanjutan. Di samping itu untuk menunjang ekowisata sendiri telah digelar "Peken Carik Festival" yang menawarkan semua hasil-hasil dari pengolahan Subak Sembung.
"Berbagai kegiatan lainnya telah dilakukan untuk mendukung ekotorism, di antaranya pelatihan memasak, pengolahan minuman herbal, dan kegiatan memancing. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan dalam pelestarian subak," katanya.
Ketua Pengelola Ekowisata Subak Sembung Made Suastika mengatakan berbagai fasilitas telah disiapkan untuk pelaksanaan ekowisata di Subak Sembung.
Salah satunya "jogging track" dan lokasi memancing termasuk juga mempersiapkan tempat pendidikan bagi anak-anak untuk mengenal mengenai subak tersebut.
"Melalui pendidikan yang diberikan, kami berharap mereka mengetahui proses pelaksanaan subak di Bali," katanya. (WDY)