Klungkung, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Klungkung dan Pemkab Tabanan, Bali, mengadakan acara budaya yakni pameran keris di Museum Semarajaya dan Tabanan Harmony Festival (THF) di Panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS).
Koresponden Antara di Klungkung melaporkan pameran bertepatan dengan Hari Puputan Klungkung ke-111 dan Festival Semarapura ke-4 tahun 2019 itu dibuka oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dengan ditandai pencabutan sebuah keris, Minggu.
Sedangkan kegitan THF sudah berlangsung pada 26 -27 April 2019.
Didampingi Wakil Bupati Made Kasta, Raja Klungkung Ida Dalem Semaraputra, dan unsur pimpinan DPRD Klungkung, Bupati Suwirta mengatakan aset berupa seni dan budaya harus dipromosikan dengan baik.
"Festival adalah momentum atau saat yang tepat untuk mempromosikan aset seni dan budaya Klungkung. Kedepan, Kantor Dinas Kebudayaan akan dijadikan satu dengan Mal Pelayanan Publik, sehingga Museum Semarajaya yang saat ini digunakan Dinas Kebudayaan akan berfungsi sebagai museum yang sesungguhnya," katanya.
Menurut dia, UPT Museum Semarajaya harus berbenah dan lebih inovatif. "Ke depan, museum dikelola lebih profesional, sehingga koleksi dan aset peninggalan sejarah yang saat ini disimpan di pusat bisa kita tarik untuk kita pamerkan di museum, atau paling tidak akan dibuatkan duplikat guna dipamerkan," katanya.
Dalam pameran keris ini, sebanyak 100 bilah keris yang dipamerkan terdiri dari 68 keris tua, 32 keris kamardikan (baru). Dari seluruh koleksi tersebut terdapat dua keris yang spesial, yakni keris milik AA. Ngurah Puspayoga dan keris kamardikan berbentuk Kala Wisesa Leser.
Keris milik AA. Ngurah Puspayoga itu berbentuk Angon-Angon Adikara dengan Pamor Keleng (Wulung).
"Keris ini merupakan salah satu Keris Bali Tua yang dibuat pada tahun 1800-an," kata kurator pameran, Bakrin.
Keris kedua atau keris kamardikan yang berbentuk Kala Wisesa Leser itu bermotif kulit semangka dan dibuat pada tahun 2005 yang merupakan milik Tjokorda Surya dan dibuat oleh Mpu KRT Rudi Hartono Diningrat.
"Keris ini merupakan panakin (mutrani) atau duplikat dari keris Pajenengan Puri Agung Klungkung milik Ida Dewa Agung Gde Oka Geg, yang sekarang dirawat oleh Tjokorda Surya atau putra dari almarhum Tjokorda Anom Putra (Bupati pertama Klungkung)," katanya.
Sementara itu itu, Kepala Dinas Kebudayaan Nyoman Mudarta mengatakan, pameran keris ini merupakan rangkaian dari Atraksi Budaya Museum Semarajaya yang baru pertama kali diselenggarakan.
Selain pameran keris, festival juga dimeriahkan dengan pameran kuliner dan minuman tradisional, permainan rakyat, demo tenun cagcag serta kesenian baris jangkang.
Festival Harmoni
Sementara itu, Pemkab Tabanan, Bali, juga mengadakan Tabanan Harmony Festival (THF) di Panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS) Tabanan pada 26-27 April.
Festival THF yang bertujuan untuk membumikan Pancasila dan menyatukan keragaman dibawah naungan NKRI itu bertema "Harmony dan Unity Membangun Pariwisata Daerah dalam Keharmonisan dan Kebersamaan".
Acara festival dibuka pada Jumat (26/4) pukul 19.30 Wita dengan pentas seni budaya dari perwakilan enam agama yakni Agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu, yang dibalut dengan tema kebersamaan yang dipilih oleh masing-masing perwakilan.
Pembukaan yang berlangsung penuh dengan suasana damai itu dihadiri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, dan Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
Selain itu, hadir pula Ny Bintang Puspayoga; putri dari KH Ma'ruf Amin, Siti Makrifah; Plt Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) Hariyono; Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya; perwakilan ombudsman, tokoh agama di Bali, dan sejumlah pimpinan media di Bali.
Dalam Pidato Kebangsaan, Megawati Soekarnoputri yang diwakili oleh Plt. BPIP Hariyono, mengatakan Bali dalam catatan sejarah adalah tanah kelahiran Ibunda Proklamator RI, Soekarno.
"Bung Karno mengatakan Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara dan meja statis yang menyatukan semua elemen Bangsa Indonesia, tetapi Pancasila juga sebagai alat pemandu bangsa dimana nilai-nilainya menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan sejahtera," ujar Hariyono.
Menurut Hariyono, THF ini menjadi refleksi dan menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Terlebih setelah perhelatan Pemilu yang berjalan aman tersebut hendaknya perbedaan yang terjadi karena pilihan dikembalikan identitasnya sebagai warga negara Indonesia yang berdemokrasi.
"Peringatan HUT setiap tanggal 17 Agustus adalah peringatan kemerdekaan Negara Republik Kesatuan Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi. Jika demokrasi artinya adalah pemimpin dipilih oleh rakyat, maka kita harus menghargai dan menunggu hasil akhir dari KPU. THF bisa diambil hikmahnya untuk bersatu, karena Pancasila yang menyatukan kita," katanya.
Sementara itu, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, mengatakan THF bertujuan untuk membumikan dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara dan menyatukan perbedaan dibawah naungan NKRI serta menegakkan rasa kebersamaan.
"Saya berharap Tabanan bisa menggaungkan kerukunan pada daerah lain," katanya dalam acara yang juga ditandai dengan pidato kebangsaan oleh KH Ma'ruf Amin lewat video.
Klungkung pamerkan keris dan Tabanan adakan Festival Harmoni
Minggu, 28 April 2019 18:18 WIB