Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPR RI Nyoman Dhamantra mengingatkan pentingnya para pemimpin di Bali untuk memahami karakter warga masyarakat dan penyebab terjadinya bentrokan antarkomunitas desa adat.
"Jangan setelah berulang terjadi bentrokan antarwarga desa adat baru melakukan pemetaan akar permasalahannya. Terlambat itu," katanya di Denpasar, Selasa.
Ketika ditemui di kediamannya di Jalan Kenyeri, Kota Denpasar, ditegaskan bahwa bentrokan antardesa pakraman (adat) dari Desa Pakraman Budaga dengan masyarakat Kemoning, Kabupaten Klungkung, memiliki akar permasalahan yang terpendam sejak lama.
Namun karena selama ini berbagai permasalahan yang ada tidak ditanggapi atau disikapi secara serius oleh instansi terkait, akhirnya terakumulasi menjadi masalah besar yang mudah dipicu oleh persoalan tertentu, seperti rebutan pura dan setra atau kuburan.
"Ketika ada reaksi dari lawan desa adat, maka warga desa yang selama ini merasa memendam dendam pasti akan langsung melampiaskan kemarahan atau kekesalan yang telah menumpuk," ucap politisi PDI Perjuangan itu.
Akar permasalahan utama yang terakumulasi dan mudah menjadi peristiwa bentrokan itu seperti kemiskinan, kesulitan pangan dan lapangan kerja, kehadiran investasi yang tidak berkualitas atau tidak memberikan kesejahteraan bagi warga.
Keberadaan warga asli semakin banyak yang termarginalkan atau terpinggirkan, sementara peluang usaha dan kerja banyak direbut oleh penduduk pendatang, ujar Nyoman Dhamantra.
Dia mengakui bahwa Bali memerlukan penduduk pendatang, namun hal itu juga perlu diimbangi upaya peningkatan pendidikan atau kapasitas warga asli, sehingga akan dapat bersama-sama membangun daerah.
Namun sayangnya, persoalan yang ada selama ini oleh tokoh adat, instansi terkait, bahkan pemimpin daerah, hanya dilihat di permukaan saja saat terjadi peristiwa bentrokan.
"Hal ini membuktikan bahwa tokoh masyarakat, tokoh adat, instansi terkait dan pemimpin daerah lemah dalam mendeteksi dini persoalan warga yang dihadapi. Semestinya mereka memahami manajemen konflik dulu, baru melihat persoalan tersebut," kata pria asal Br Kerta Bumi, Desa Sumerta, Kota Denpasar ini.(*)
Dhamantra Ingatkan Pemimpin Pahami Karakter Warga Adat
Rabu, 21 September 2011 7:20 WIB