"Pada bulan Februari ada 4,5 juta ton, sedangkan Maret 2019 sebayak 7,3 juta ton sehingga terdapat 14,2 juta ton beras yang potensi untuk dilakukan serap gabah dalam mengisi cadangan beras pemerintah, terutama di Bulog," kata Kepala Bidang Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementan Nita Yulianis dalam diskusi di Menara Kadin Jakarta, Kamis.
Nita merinci potensi produksi beras pada Januari sebesar 2,47 juta ton, Februari sebesar 4,5 juta ton dan puncak masa panen pada Maret sebesar 7,3 juta ton, sehingga total potensi sebesar 14,29 juta ton.
Ada pun dari total potensi produksi beras nasional tersebut, target serapan gabah oleh pemerintah selama Januari-Maret 2019 hanya 10 persen atau sebesar 1,46 juta ton.
Sementara itu, target serap gabah (sergab) nasional sepanjang 2019 adalah sebesar 1,83 juta ton. Artinya, penyerapan gabah pada musim panen Januari-Maret 2019 telah memenuhi 80 persen dari target sergap nasional.
Sesuai dengan rapat koordinasi serap gabah, ada 12 provinsi yang menjadi fokus potensi produksi dan target sergab oleh Bulog selama Januari-aret 2019. Provinsi tersebut yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, NTB, dan Sulawesi Selatan serta Sulawesi Barat.
Provinsi dengan potensi produksi padi terbesar adalah Jawa Timur sebesar 4,6 juta ton gabah kering giling (GKG), diikuti dengan Jawa Tengah sebesar 3,98 juta ton, dan Jawa Barat sebesar 3,2 juta ton.
Ada pun saat ini Bulog masih memiliki stok cadangan beras pemerintah sebesar 2,1 juta ton. Dengan adanya penyerapan gabah ini, stok beras bisa bertambah hingga 3,7 juta ton.
Dalam percepatan sergab, Kementan dan Bulog telah menyiapkan sejumlah strategi, antara lain penyiapan 66 unit pengolahan gabah/beras Bulog, kesiapan anggaran pembelian gabah/beras dan penyiapan 1.507 unit gudang operasional Bulog.
Baca juga: INDEF: Pemerintah harus pastikan target produksi beras tercapai
Baca juga: BPS sebut KSA metode terbaik penghitungan data produksi padi
Baca juga: BPS akan rilis data produksi beras yang lebih akurat
(AL)