London (Antaranews Bali) - Sebanyak sembilan perusahaan asal Indonesia yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman organik, merambah pasar Inggris dengan berbagai produk organik Indonesia mulai dari madu, singkong, kopi, beras hingga mie organik di Inggris.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Dr. Rizal Sukma dalam sambutan di pameran bertajuk Indonesia Organic Food di London, Jumat, menyampaikan bahwa masyarakat di Inggris, sebagaimana banyak negara di dunia, memiliki tingkat kesadaran yang makin tinggi untuk beralih ke produk-produk pangan organik.
"Perubahan pola hidup menjadikan Inggris sebagai pasar organik terbesar di dunia dengan nilai sekitar 2,3 miliar poundsterling," ujarnya.
Menurut dia, pertumbuhan pasar tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri makanan organik di Indonesia, sehingga peluang tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan Indonesia di Inggris, selain terus meningkatkan ekspor produk-produk komoditas Indonesia.
Kesembilan perusahaan yang mengikuti pameran itu adalah Javara, Imyco, Asosiasi Industri Organik Indonesia, Ladang Lima, Petrasa, Mozass Healthy Laboratory, CV Harapan Bersama, Cookwell dan PT Profil Mitra Abadi.
Dalam pameran yang digelar di Marriott Hotel County Hall, London, itu, juga terdapat demo masak yang dihadiri sekitar 200 pengunjung, serta acara bincang-bincang yang menampilkan pembicara yaitu CEO Javara Helianti Hilman, ahli gizi Vita Dikaryanto, dan Chef Budiono.
Helianti Hilman menyampaikan peningkatan pasar pangan organik penting untuk melindungi kekayaan ragam produk organik dan pengembangan kapasitas dari farmpreneurship petani Indonesia. "Tantangan untuk memasuki pasar internasional adalah standarisasi, baik di tingkatan negara hingga di tingkat mikro seperti supermarket," ujarnya.
Untuk itu, menurut Helianti, dalam pengembangan usahanya melibatkan pengembangan kapasitas SDM petani untuk mampu menembus pasar dunia.
Helianti juga menyampaikan letak geografis Indonesia memiliki makna strategis dalam kemampuan untuk mensuplai maupun menyajikan ragam produk organik ke dunia. "Secara alamiah, Indonesia adalah lumbung produk organik," ujarnya.
Ia juga menjelaskan pemasaran produk organik saat ini lebih banyak menggunakan media sosial. Hal ini berdampak pada makin tingginya konsumen yang berusia muda antara 25-35 tahun dari yang awalnya berusia sekitar 55 tahunan. Pergeseran yang sama juga terlihat pada kalangan produsen organik.
(AL)