Singaraja (Antaranews Bali) - Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menduduki peringkat ke-36 dalam klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia versi Kemenristekdikti pada tahun 2018.
"Indikator penilaian yang digunakan, terdiri dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas manajemen, kualitas kegiatan mahasiswa serta kualitas penelitian dan publikasi," kata Rektor Undiksha Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di Singaraja, Buleleng, Sabtu.
Selain itu, pemeringkatan versi Webometrik telah memosisikan Undiksha pada peringkat ke-89 di Indonesia dari 2.110 universitas dan 2.072 di Asia dari 13.090 universitas.
"Hasil itu tetap harus dievaluasi untuk bisa menjadi perguruan tinggi lebih baik, dan mencapai visi yang diusung, karena itu Undiksha melakukan perencanaan, penganggaran, dan penyusunan kegiatan dengan baik untuk tahun 2020," katanya.
Perencanaan itu diantaranya reakreditasi program studi menuju prodi unggul, karena itu sejak tahun 2018 telah dialokasikan pemikiran, waktu, tenaga dan pendanaan yang cukup besar dalam rangka mempersiapkam reakreditasi institusi dari B menuju A, termasuk juga untuk 22 program studi.
Sampai saat ini, Undiksha sedang menunggu visitasi akreditasi perguruan tinggi. Dokumennya telah dikirim pada Oktober 2018. Selain itu, usaha yang kami lakukan tahun ini dalam rangka meningkatkan akreditasi masing-masing prodi menuju akreditasi unggul.
"Publikasi karya ilmiah dosen, baik pada jurnal internasional bereputasi, jurnal nasional terakreditasi, konferensi internasional terindeks, atau pun pada seminar nasional juga turut menjadi fokus," katanya.
Guna menggenjot publikasi itu, pada 2017 telah dicanangkan sebagai tahun publikasi. "Ini pun didukung dengan perbaikan tata kelola, pengembangan jurnal-jurnal baru, menyiapkan Klinik Manuskrip dan pendampingan untuk percepatan kenaikan jabatan akademik," katanya.
Ia menjelaskan artikel dosen yang dimuat pada jurnal terindeks Scopus pada tahun 2017 sebanyak 32 artikel. Pada 2018 menjadi 160 artikel. "Ini salah satunya sebagai imbas pencanangan tahun publikasi," katanya.
Menurut Jampel, persaingan universitas semakin ketat. Segala hal juga dituntut serba cepat. Menyikapi itu, universitas yang memiliki delapan fakultas ini melakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi.
"Hal tersebut sudah diwujudkan, antara lain dalam sistem kerja dosen, sistem kerja pegawai, sistem hukum dan tata laksana, scholar Undiksha, dan pangkalan data dosen. Ini terus ditingkatkan menyesuaikan dengan kebutuhan," katanya.
Rakorbang Undiksha
Dalam Rapat Koordinasi Pengembangan tahun 2020 di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, (7/12), Jampel mengatakan Revolusi Industri 4.0 menuntut SDM andal, karena itu Undiksha telah mempersiapkan strategi.
"Strategi dimaksud antara lain membekali multikompetensi kepada lulusan, salah satunya Bahasa Inggris, memberikan ruang dan waktu lebih luas kepada peserta didik untuk membangun kemampuan softskill-nya. Kami tetap lakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas SDM. Ada melalui penerapan Blended Learning dan Flip Classroom," katanya.
Selain itu, reformasi birokrasi pun menjadi pembahasan Rakorbang. Undiksha mencanangkan Quick Wins Pelayanan Terpadu untuk peningkatan kualitas layanan publik serta memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik.
Pada April 2015, Undiksha telah ditetapkan sebagai PK-BLU, sehingga alokasi dana untuk kegiatan sangat minim, karena separuh dana PNBP dialokasikan untuk remunerasi atau penghargaan finasial terkait kinerja dosen dan pegawai.
"Untuk itu, Undiksha akan meningkatkan student body dengan memperhatikan aspek quality generating dan income generating. Konsep ini harus kami matangkan sehingga pada rekrutmen mahasiswa baru tahun 2019 sudah terealisasi," katanya. (ed)