Mangupura (Antaranews Bali) - Pelaku industri spa melalui Asosiasi Spa Bali (BSWA) menggandeng asosiasi terkait dari Jepang untuk meningkatkan kualitas di antaranya meliputi keterampilan dan teknologi sehingga perluasan pangsa pasar dapat dioptimalkan.
"Ini perlu diapresiasi karena mendapatkan nilai tambah, ada transfer teknologi," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Made Badra di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, kerja sama tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat dengan saling tukar pengalaman antara industri spa di Bali dan Jepang, termasuk alih teknologi dari negeri sakura itu ke Pulau Dewata.
Dengan begitu, lanjut dia, akan ada peningkatan standar kualitas sesuai dengan standar dunia, mengingat industri spa dari Jepang itu memiliki pengalaman di sepuluh negara.
Kolaborasi itu, ujar Badra, juga akan melahirkan pemeringkatan bagi industri spa di Bali sehingga pelaku usaha terkait semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas baik produk, pelayanan dan keterampilan sumber daya manusianya.
Jepang sendiri merupakan negara pertama yang menawarkan kerja sama dengan keunggulan berupa teknologi modern yang dikombinasikan dengan produk spa alami dan tradisional.
Dia menyebutkan saat ini jumlah industri spa di Bali mencapai sekitar 530 usaha, sebagian besar di antaranya berada di Kabupaten Badung baik yang berdiri sendiri maupun yang dikelola oleh perhotelan.
"Kami mendapatkan pendapatan dari spa yang cukup tinggi setelah hotel dan restoran. Untuk itu kami memberi perhatian khusus bagi industri spa di Badung," imbuh Badra usai menghadiri Forum Pendukung Perhotelan oleh Anspa dan Konsorsium Akomodasi Jepang di Jimbaran.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menambahkan selain dengan Jepang, industri spa di Bali juga menggandeng Sri Lanka dan Singapura.
Ia optimistis kerja sama tersebut dapat mendongkrak industri spa Bali untuk bermain di tataran yang lebih luas dan semakin diminati wisatawan mancanegara.
Rai Suryawijaya yang juga Ketua PHRI Badung itu menambahkan 60 persen wisatawan yang berkunjung di Pulau Dewata ingin menikmati spa sehingga kualitas perlu ditingkatkan salah satunya dengan terus berinovasi melalui kerja sama internasional.
"Spa itu sudah merupakan gaya hidup dan dengan kedatangan wisatawan yang meningkat itu memberikan kesempatan bagus buat industri pariwisata Bali," ucapnya. (ed)
Industri spa Bali gandeng Jepang tingkatkan kualitas
Jumat, 7 Desember 2018 11:08 WIB