Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar mengadakan seminar yang membahas peran guru dalam menyambut Era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan Revolusi Digital, karena itu diperlukan guru yang mampu mengikuti perubahan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini.
Keterangan pers yang diterima dari Humas Pemkot Denpasar menyebutkan hal itu direspons Pemerintah Kota Denpasar bersama PGRI Kota Denpasar dengan mengadakan seminar "Guru Berintegritas dan Berkarakter dalam Menyambut Era Revolusi Industri 4.0" dalam rangkai HUT ke-73 PGRI di ruang Mahottama Gedung Graha Sewaka Dharma Lumintang, Denpasar, Jumat (23/11).
Kegiatan seminar ini dibuka Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Dharmawijaya Mantra didampingi Asisten Administrasi Umum Kota Denpasar, IGN. Eddy Mulya dan Ketua Pengurus PGRI Kota Denpasar I Wayan Winata, yang ditandai dengan pemukulan gong.
Para pendidik ini merupakan pembawa inspirasi perubahan, peranan pendidik sangat vital di dalam ekosistem pendidikan.
"Yang mana dalam ekosistem itu harus ada revitalisasi dalam artian apa yang sudah harus di update dan dihidupkan lagi, ini bukan dalam artian baru atau lama, bukan dalam artian tradisi atau modern melainkan dalam artian yang sesuai dan setelah sesuai harus dikuatkan serta dikembangkan", kata Rai Mantra saat membuka seminar "Guru Berintegritas dan Berkarakter".
Era Revolusi Industri 4.0 ini jika diterjemahkan merupakan sebuah era evolusi global, jadi industri yang pertama yakni 1.0 itu industri yang bersifat agraris dengan teknologi yang digunakan untuk mengolah bahan-bahan pertanian atau industri yang masih bersifat natural dengan menggunakan tenaga air dan uap yang sederhana, kalau di dunia pendidikan pada masa industri 1.0 masih diperlukan tenaga pendidik yang besar dengan sistem kerja konvensional.
Selanjutnya era 2.0 masuk ke industri massif atau industri otomotif dengan artiaan sudah masuk industri pabrik, yang dalam dunia pendidikan tetap diperlukan tenaga yang banyak dengan biaya yang murah hingga tidak bisa untuk melakukan kraetivitas dan bisa untuk bekerja saja. Kemudian masuk ke industri 3.0 itu era komunikasi yang pada masa itu sudah ada handphone, komputerisasi yang sudah mulai dengan sistem otomatis dan kemudahan, maka timbullah sebuah kreativitas pada masa itu dengan volume yang masih kecil.
Dan sekarang masuk ke era 4.0 yang merupakan era digitalisasi yang tidak hanya berpengaruh ke dunia pendidikan saja melainkan berpengaruh juga pada managerial seperti dipemerintahan sudah diminta E-Government dan smart city dengan sarana digital yang memudahkan.
"Tapi harus diingat 3.0 dan 4.0 itu telah memiliki budaya global (global culture), maka untuk para pendidik untuk selalu bisa membentengi anak-anak di zaman digital ini agar tidak terjadi penyalah gunaan atau penyimpangan digital. Maka dengan demikian diperlukan kesepakatan dan tindakan mengawal bersama-sama sehingga pembentukan karakter peserta didik tidak menyimpang dari karakter dan budaya kita", tegas Rai Mantra.
Sementara Ketua Pengurus PGRI Kota Denpasar I Wayan Winata menjelaskan bahwa beragam kegiatan dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT ke-73 PGR I dan HGN 2018. Yakni lomba mewarnai dan menggamabar, workshop, aksi bersih lingkungan, seminar, tabur bunga dan puncak perayaan Hut ke-73 PGRI dan HGN 2018.(*