Denpasar (Antaranews Bali) - Tetra Pak Indonesia bersama EcoBaIi recycling Bali merayakan satu dekade kerja sama pengelolaan sampah kemasan karton berkas minuman guna mewujudkan Pulau Bali yang lestari.
"Sejak tahun 2007, Tetra Pak Indonesia berkolaborasi dengan EcoBali recycling guna memastikan kemasan karton bekas minuman dapat dikumpulkan secara terpilah dan dikirimkan ke pabrik daur ulang yang juga merupakan mitra pendaur dari Tetra Pak Indonesia," kata Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto di Badung, Senin.
Ia menerangkan kerja sama selama satu dekade ini telah menciptakan jaringan pengumpulan sampah kemasan minuman bekas melalui jalur formal dan informal, seperti di bank sampah, TPS3R, lapak, bandar, sekolah, kantor pemerintahan, hotel, restoran dan kafe yang mencakup total 72 bisnis di Pulau Bali.
Reza menegaskan kerja sama ini juga memastikan bahwa sedotan atau pipet juga untuk masuk dalam kemasan karton bekas minuman sejak dari sumbernya yang kemudian dikumpulkan untuk dijemput oleh mitra pengumpul, yaitu EcoBali dan pada akhirnya dikirimkan ke pabrik daur ulang baik yang di Tangerang maupun Mojokerto.
"Tetra Pak Indonesia dan EcoBaIi Recycling telah bekerja sama untuk menanggulangi isu pengelolaan sampah dengan berbagai inisiatif, salah satunya adalah dengan menggelar program edukasi kepada 200 sekolah Tahun 2015-2018 secara nasional," katanya.
Sementara itu, Direktur EcoBali Recycling Bali I Ketut Mertaadi mengatakan pihaknya tergerak untuk mempromosikan pengelolaan sampah yang terintegrasi, menciptakan pengetahuan berbasis lingkungan, hingga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah sejak dari sumbernya gunq mencapai "zero waste" di Provinsi Bali.
"Pengelolaan sampah kemasan dianggap berhasil, apabiIa proses pengumpulan sampah serta infrastruktur daur ulang diseIuruh daerah dibuat Iebih baik dengan kerja sama para pemangku kepentingan di daerah dan dipusat," ujarnya.
Ia mengatakan, kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah sejak dari sumber rumahnya untuk didaur ulang juga semakin meningkat.
Reza menambahkan, tidak kurang dari 18.000 murid serta 5.000 guru dan orang tua di Pulau Bali juga ikut berpartisipasi. Berkat kolaborasi ini, EcoBaIi Recycling Bersama Tetra Pak Indonesia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 2.098 ton kemasan karton bekas minuman di Pulau Bali dan ikut memberikan kontribusi "recycling rate" nasional.
"Perayaan satu dekade kolaborasi pengelolaan sampah kemasan ini semakin mengukuhkan komitmen perusahaan Tetra Pak Indonesia dalam menerapkan prinsip bisnis ekonomi melingkar (Circular economy), dimana produk kemasan yang berasal dari sumber daya terbarukan ini dikelola secara bertanggungjawab untuk kemudian diigunakan oleh konsumen dan selanjutnya dipilah, disortir, dikumpulkan serta diolah menjadi produk daur ulang yang memiliki nilai tambah," katanya.
Bersama salah satu mitra pendaur ulang di Tangerang, lanjut Reza, Tetra Pak Indonesia juga berinvestasi dengan menyediakan mesin pulper baru yang meningkatkan volume pengolahan mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya. "Model kerja sama inilah yang memastikan mitra daur ulang tetap memperoleh nilai maksimal dari kemasan karton bekas minuman yang diolah secara efektif," katanya.
Tetra Pak berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah kemasan karton bekas minuman yang berhasil didaur ulang. Pada 2017, lebih dari 100 ribu atap gelombang dan papan partisi rumah telah dibuat dari bahan hasill daur ulang dari kemasan karton tetra pak.
"Produk daur ulang ini juga digunakan untuk membuat bahan furnitur dan kertas daur ulang. Bahkan dalam tiga tahun terakhir ini telah lebih dari 8,216 ton kemasan karton bekas minuman yang berhasil di daur ulang dan diolah menjadi produk bermanfaat seperti program pembangunan rumah baca yang dilakukan Tetra Pak di sekolah-sekolah mulai Tahun 2018," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), saat ini hanya ada sekitar 10-15 persen dari total timbunan sampah yang telah didaur ulang.
Sekitar 60-70 perseb diantaranya ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir sedangkan 15-30 persen sampah Iainnya belum terkelola dengan baik dan berakhir di lingkungan terutama perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut.
Berangkat dari pemahaman inilah, Tetra Pak Indonesia tergerak untuk melakukan pengelolaan sampah kemasan makanan serta minuman terdepan di dunia.
Tetra Indonesia-EcoBali kelola sampah kemasan minuman
Senin, 19 November 2018 16:26 WIB