Nusa Dua (Antaranews Bali) - Delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional - Bank Dunia (IMP-WB) 2018 datang ke Nusa Dua, Bali, untuk membicarakan dinamika perekonomian global dan upaya mengantisipasinya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun, peristiwa gempa dan tsunami yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia seperti di Palu dan Gonggala di Sulawesi Tengah serta di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebelum perhelatan akbar dunia itu dilaksanakan, tidak membuat mereka hanya fokus beradu pemikiran dan gagasan tentang perekonomian global yang masih dipenuhi ketidakpastian.
Sikap solidaritas delegasi mancanegara kepada korban bencana di kedua provinsi di Indonesia itu juga muncul, bahkan dalam agenda pertemuan maasalah kebencanaan juga menjadi salah satu isu yang dibahas misalnya tentang kemungkinan pendanaan untuk negara-negara yang rentan bencana.
Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 mengakomodasi sikap delegasi pertemuan yang patut dipuji itu. Sejumlah simpati pun terucapkan dan sejumlah bantuan pun mengalir untuk korban bencana di Indonesia.
Sebagai pertanda, panitia nasional itu menyelenggarakan aksi solidaritas di Lombok, NTB, pada Senin (8/10), hari pertama dalam rangkaian pertemuan tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober 2018. Acara itu dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia (BI)Perry Warjiyo, Menko Maritim Luhut Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati , dan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde.
Dalam aksi tersebut, para staf maupun manajemen IMF memberikan donasi senilai Rp2 miliar untuk penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah dan Lombok, NTB.
Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde kepada Palang Merah Indonesia (PMI) dan organisasi kemanusiaan lainnya.
Lagarde berjanji IMF tidak akan sendiri dalam membantu korban bencana tersebut. Ia mengatakan akan meminta uluran tangan seluruh peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB, setelah mengetahui langsung keadaan di Lombok dan Palu.
"Dengan telah melihat secara langsung keadaan di Lombok dan Palu, kami akan meminta kepada seluruh peserta pertemuan untuk bisa mengulurkan tangan dan berbagi kedermawanan," ujarnya.
Donasi serupa juga diberikan oleh Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan sebesar Rp500 juta untuk penanganan bencana Lombok yang disalurkan melalui Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU). Bantuan ini juga mencakup pemberian 241.000 seragam sekolah di antaranya untuk murid SDN Guntur Macan 1 dan 2.
Dalam kesempatan itu, Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan Rp500 juta untuk rehabilitasi lima masjid dan dua sekolah dan sarana-prasarana kepada di wilayah Lombok Barat, Lombok Utara dan Mataram.
Sejak awal, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan BI turut hadir dengan penyediaan kebutuhan pokok pada masa tanggap darurat serta membantu pemulihan dengan cepat.
BI telah memberikan bantuan dengan melakukan pembangunan rumah dan tempat ibadah sementara, posko pusat informasi dan wadah konseling bagi warga di Lombok. Telah dilaksanakan pula pemberian bantuan penyembuhan trauma untuk anak-anak yang terkena dampak gempa Lombok, dengan menghadirkan tenaga medis dan psikolog.
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) dikabarkan telah menyetujui donasi sebesar tiga juta dolar AS untuk mendukung upaya bantuan darurat di wilayah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Indonesia.
ADB mengatakan tiga juta dolar AS bantuan darurat berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik, fasilitas bantuan darurat ADB.
"Saya senang mengumumkan bahwa ADB telah menyetujui bantuan hibah tiga juta dolar AS untuk mendukung upaya-upaya bantuan darurat di Sulawesi Tengah," kata Presiden ADB Takehiko Nakao.
Nakao menambahkan bahwa ADB juga menawarkan pinjaman bantuan darurat jangka panjang untuk membantu rekonstruksi di komunitas-komunitas yang hancur.
Baca juga: Berkah "pesta" pertemuan IMF-WB untuk Bali
Bentuk kepedulian
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kegiatan solidaritas yang diselenggarakan Panitia Nasional Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018 merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat yang terkena dampak bencana.
"Meskipun kita menjadi tuan rumah dari Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, kami terus memberikan perhatian yang sangat penuh bagi seluruh daerah terdampak, baik di Lombok maupun di Palu," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, Pertemuan Tahunan IMF-WB ini tidak hanya membahas perkembangan ekonomi global, namun juga memberikan perhatian yang besar terhadap situasi dalam negeri yang baru dilanda oleh bencana alam gempa bumi dan tsunami.
Untuk itu, pemberian bantuan diberikan melalui sinergi Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kemenko Kemaritiman dan IMF agar proses pemulihan terus berlanjut dan kegiatan ekonomi cepat pulih.
Menurut Menkeu, pemerintah sudah mencairkan dana sebesar Rp2,1 triliun untuk NTB untuk kedaruratan dan bantuan perumahan, yang dimanfaatkan untuk penanganan rumah rusak berat Rp50 juta, rumah rusak sedang Rp25 juta dan rumah rusak ringan Rp10 juta.
Sebelumnya, pegawai Kementerian Keuangan sudah melakukan aksi solidaritas untuk korban gempa Lombok sebesar Rp1 miliar rupiah pada awal September 2018.
Ungkapan simpati dan duka cita juga mengalir untuk Indonesia dari para kepala negara/pemerintahan yang menghadiri ASEAN Leaders` gathering (ALg) di Bali, Kamis malam (11/10), menyusul bencana yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Tengah dan NTB.
Presiden Jokowi, yang bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong memimpin ALg, mengungkapkan adanya simpati dan duka cita tersebut.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia sangat mengapresiasi perhatian dan solidaritas dari negara-negara sahabat tersebut. Ia melihat solidaritas kuat yang ditunjukkan negara-negara ASEAN untuk Indonesia.
Presiden juga menyambut baik kehadiran seluruh kepala negara/pemerintahan ASEAN dalam ALg yang digelar di sela-sela pertemuan tahunan IMF-WB 2018.
Kedatangan seluruh kepala negara/pemerintahan ASEAN ini seperti ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia makin diakui dan dihargai dalam pergaulan internasional. (WDY)
Solidaritas dari mereka yang berdiskusi di Bali
Sabtu, 13 Oktober 2018 19:48 WIB