Mangupura (Antaranews Bali) - Jaksa Agung, M. Prasetyo secara resmi membuka bakti sosial operasi katarak gratis yang digelar korps adhyaksa se-Bali yang diikuti sebanyak 181 orang penderita penyakit tersebut di Kejari Badung, Sabtu.
"Kegiatan ini sebagai komitmen kuat kejaksaan dalam meningkatkan keperdulian dan empati kepada masyarkat, guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat," ujar Prasetyo dalam sambutannya di Mangupura.
Pihaknya juga memberikan apresiasi sebesar-sebesarnya kepada Pemerintah Daerah di Pulau Dewata, para relawan dan lebih dari 30 anggota dokter spesialis mata diundang langsung Kejaksaan Agung yang sangat mendukung kegiatan ini.
Menurut dia, ada tiga hal yang ingin dicapai dalam acara ini yakni Kejaksaan ingin membantu beban pemerintah dalam membantu kesehatan masyarakat dalam kegiatan operasi ketarak yang sangat membutuhkan biaya tinggi atau Rp10 juta untuk satu penderita yang mengalami gangguan satu bola mata.
Kedua, kegiatan ini juga bertujuan membantu menyelesaikan masalah sosial dimasyarakat dan melalui kegiatan ini juga dapat membantu penyelesaian masalah tentang penyakit katarak.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dokter yang ada bertugas diseluruh Tanah Air yang secara sukarelan hadir dan membantu kegiatan hari ini," katanya.
Ia menegaskan, kegiatan bakti sosial ini bukan kegiatan pertama kali dilakukan Kejaksaan, karena sebelumnya sudah ada 114 ribu masyarakat di seluruh indonesia juga diberikan sentuhan pelayanan kesehatan serupa.
"Hal ini sebagai wujud nyata bahwa kehadiran negara khusunya dari kejaksaan betul-betul ada untuk membantu warga masyarakat," ujarnya. Dalam acara yang dihadiri, Kajati Bali Amir Yanto, kajari se-Bali dan Bupati se-Bali itu, Kajagung menuturkan kegiatan bakti sosial ini akan kembali dilakukan di Pulau Lombok, Palangkaraya dan tempat lainnya.
Sementara itu, Kajati Bali Amir Yanto mengatakan acara bakti sosial operasi katarak yang digelar ikatan adiyaksa dharmakarini Wilayah Bali ini juga sebagai rangkaian peringatan HUT ke-18 ikatan Adhyaksa yang jatuh pada 21 Juli 2018. "Hari ini dapat kita lihat bersama bahwa dengan pemeriksaan kesehatan lansia dan operasi katarak ini diyakini dapat membantu masyarakat," ujarnya.
Hal ini membuktikan bahwa segenap Adhyaksa mempunyai kepedulian dalam menanggapi permasalahan di lingkungannya masyarakat. Pihaknya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Badung, Dinkes Bali dan Dinkes kabupaten/kota se-Bali yang mendukung acara ini. "Ini membuktikan adanya sinergitas dengan pihak lainnya. Dalam acara ini saya ucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak karena telah mendukung kegiatan sosial ini," katanya.
Bakti sosial operasi katarak gratis dalam program "Jaksa Peduli" itu diadakan oleh Kejaksaan Agung Indonesia bekerja sama dengan "Arya Noble" dan Persatuan Dokter Mata (PERDAMI) Bali. "Kegiatan bakti sosial operasi katarak ini digelar selama dua hari yang diikuti oleh 254 warga tidak mampu untuk menjalankan program CSR perusahaan yang bertajuk #GerakanBebasKatarak," kata Chief Corporate Services Officer Arya Noble (Strategic Investment Holding dari Erha Clinic), Andreas Bayu Aji.
Menurut dia, gerakan ini merupakan kontribusi "Arya Noble" kepada masyarakat untuk membantu mengurangi tingkat penderita katarak di Indonesia yang juga merupakan program pemerintah dalam pengentasan penyakit mata katarak di Indonesia. "Sejak tahun 2012, gerakan bebas katarak itu telah dilakukan oleh Arya Noble untuk Indonesia yaitu sebuah payung tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Arya Noble yang merupakan strategic investment Holding Company dari Erha Clinic," katanya.
Kegiatan gerakan bebas katarak telah dilakukan di beberapa daerah seperti Makassar, Jepara, Kudus, Kupang, Sukabumi dan beberapa daerah lainnya di Indonesia yang telah membebaskan ribuan masyarakat Indonesia dari penyakit Katarak.
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa 50 persen kebutaan warga Indonesia disebabkan katarak. Sekitar 1,5 persen dari 2 juta penduduk adalah penderita katarak dan setiap tahunnya bertambah sebanyak 240 ribu orang penderita katarak yang terancam mengalami kebutaan.
Selain itu, diperkirakan setiap tahun ada kasus baru buta katarak sebesar 0,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau kira-kira 250.000/tahun, sementara itu kemampuan untuk melakukan operasi katarak setiap tahun diperkirakan baru mencapai 180.000 per tahun sehingga setiap tahun selalu bertambah "backlog" katarak sebesar lebih kurang 70.000. "Jika tidak segera mengatasi kesenjangan tersebut maka angka kebutaan di Indonesia semakin lama akan semakin tinggi," katanya.
Dalam acara itu, Jaksa Agung, HM Prasetyo mengatakan kegiatan itu merupakan kontribusi nyata dari Kejaksaan Agung untuk masyarakat Indonesia. "Kami sangat senang jika melihat kebahagian dari masyarakat ketika sudah bisa melihat normal lagi, hambatan berupa penyakit katarak sudah bisa diangkat oleh tim Dokter, kita harapkan operasi katarak ini memudahkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dan menambah produktivitas," ujar HM Prasetyo.
Sementara itu, Ketua PERDAMI Bali, dr. I Wayan Gede Jayanegara, SpM(K) mengatakan jumlah penderita katarak di Indonesia memang berbeda di masing-masing daerah, bahkan untuk prevelansi per daerah ada yang sampai 4,4 persen.
"Untuk di Bali berdasarkan data dari Rapid Assesment of Avoidable Blindness di 15 Provinsi pada tahun 2015 mencapai 2 persen. Angka ini memang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan daerah lain, walaupun angkanya tidak terlalu besar tapi kita penanganan katarak harus dilakukan secara optimal di Bali. Kami dengan tim Dokter Mata lainnya sangat senang sekali jika ada kegiatan bakti sosial seperti ini," ujarnya. (ed)
Video oleh Pande Yudha
Jaksa Agung buka bakti sosial operasi katarak se-Bali (video)
Sabtu, 30 Juni 2018 11:45 WIB