Denpasar (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo mengharapkan semua Institut Seni Indonesia di Tanah Air terus melahirkan pemikiran dan karya-karya kreatif, sebagai salah satu upaya menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat.
"Dunia seni adalah dunia kreatif, dunia yang tidak monoton, yang berakar dan beradaptasi dengan perubahan dunia yang begitu cepat," kata Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum dihadapan ribuan mahasiswa di Kampus ISI Denpasar, Sabtu.
Di Nusantara, khususnya di Bali, katanya, karena telah tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan kreatif, yang berdasarkan pada sastra, seni, dan budaya.
"Kekayaan budaya bangsa yang sangat luar biasa menjadi bahan baku dan sumber inspirasi dari proses industri kreatif yang melahirkan karya-karya yang bernilai tinggi," ujarnya.
Menurut Presiden, dengan modal budaya yang dimiliki, yang diikuti dengan kreativitas yang tinggi, tentunya menjadi pondasi yang kuat untuk memajukan industri kreatif.
"Saya sering sampaikan kekayaan bangsa kita bukan lagi sumber daya alam, tetapi karena kita memiliki kekayaan yang sungguh luar biasa yakni modal seni budaya. DNA kita adalah seni dan budaya," ucapnya.
Apalagi, bangsa Indonesia memiliki setidaknya 714 suku bangsa yang menjadi sumber inspirasi untuk menghasilkan loncatan-loncatan di bidang seni budaya.
Di sisi lain, Presiden mengingatkan bahwa Revolusi Industri 4.0 harus dihadapi dan diantisipasi dengan serius. Revolusi ini ditandai dengan peradaban manusia yang berubah dengan cepat.
"Sekarang bukan lagi negara kuat yang menguasai negara yang lemah, bukan negara besar menguasai yang kecil, yang terjadi adalah negara yang cepat akan menguasai negara yang lambat. Perubahan terjadi begitu cepat, sehingga yang lambat beradaptasi akan tertingggal," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Presiden, dibutuhkan semangat juang untuk maju, mendobrak dinding yang menghambat, mendobrak pola pikir lama untuk melahirkan pemikiran karya baru.
"Dibutuhkan kreativitas agar bisa beradaptasi dengan cepat dan perubahan yang ada, menghasilkan karya yang mengakar pada kearifan lokal, yang sekaligus menjadi pondasi masa depan yang baru," katanya.
Hal itu semua diharapkan dari Institut Seni Indonesia untuk menjadi arena pembentukan semangat hidup masyarakat guna terus bergerak maju dan kreatif.
Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha sangat berterima kasih atas kehadiran Presiden ke kampus setempat karena juga memberikan legitimasi bahwa seni merupakan komponen penting untuk membangun peradaban dan membangun karakter bangsa.
Selama ini, menurut dia, seringkali ada stigma negatif hampir "meracuni" generasi muda bahwa menjadi seniman akan menghadapi masa depan yang gelap dan susah mencari pekerjaan. Sehingga akhirnya banyak orang tua menyarankan agar anak-anaknya tidak memilih pendidikan di perguruan tinggi seni.
"Ini tentu menjadi dilema bagi generasi muda kita yang memiliki talenta-talenta seni," ucapnya.
Kehadiran Presiden Jokowi ke kampus ISI Denpasar, tambah Prof Arya, juga dapat menjadi catatan sejarah karena dari sejak berdirinya NKRI, baru dua presiden yang berkenan datang ke perguruan tinggi seni yakni Presiden Soekarno dan sekarang Presiden Joko Widodo.
Usai memberikan kuliah umum, Presiden Joko Widodo berkesempatan menyalami dan meladeni permintaan swafoto dari para mahasiswa. Presiden pun didaulat untuk menggoreskan tinta pada kanvas yang telah disiapkan pihak kampus, untuk selanjutnya goresan tersebut dilanjutkan dilukis oleh para mahasiswa.
Selain itu, Presiden juga menyaksikan sejumlah kreativitas mahasiswa seperti seni instalasi kriya, "fashion show" dan sebagainya.
Pada acara tersebut juga dihadiri para rektor dari seluruh perguruan tinggi seni di Indonesia, para rektor dari perguruan tinggi se-Bali, mahasiswa jurusan seni se-Bali dan juga siswa SMK jurusan seni. (WDY)