Denpasar (Antaranews Bali) - Ekspor Bali naik 26,77 juta dolar AS atau 15,19 persen selama kuartal I-2018 dari kuartal tahun sebelumnya tercatat 176,35 juta dolar AS menjadi 203,13 juta dolar AS melalui pengapalan berbagai jenis komoditas ke pasaran luar negeri.
"Matadagangan yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu sebagian besar merupakan hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, khusus nilai ekspor Bali pada bulan April 2018 tercatat 49,13 juta dolar AS merosot 9,92 juta dolar AS atau 16,79 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (m-to-m) yang tercatat 59,04 juta dolar AS.
"Namun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat 9,02 juta dolar AS atau 22,50 persen, karena nilai ekspor bulan April tahun 2017 hanya tercatat 40,10 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho.
Bali mengekspor lima komoditas utama ke pasaran luar negeri yang meliputi produk ikan dan udang 24,87 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan (14,43 persen), produk perhiasan (permata) 11,91 persen, produk kayu, barang dari kayu 9,62 persen serta produk perabot, penerangan rumah 7,16 persen.
Adi Nugroho menambahkan, berbagai jenis matadagangan ekspor itu ditujukan ke pasaran Amerika Serikat yang menyerap 24,87 persen, menyusul Singapura 7,94 persen, Jepang 7,20 persen, China 5,84 persen dan Australia 5,51 persen.
Nilai ekspor Bali, menurut Adi Nugroho, secara m-to-m yang mengalami penurunan sebesar 22,50 persen dominan dipengaruhi oleh menurunnya nilai ekspor tujuan Australia sebesar 2,72 juta dolar AS atau turun sebesar 50,26 persen.
Selain itu menyusul tujuan China juga turun 2,46 juta dolar AS, Hongkong 1,80 juta dolar AS dan Perancis 1,39 juta dolar AS.
Sementara itu jika dilihat dari jenis komoditas penurunan secara m-tom-m dipengaruhi oleh merosotnya nilai ekspor pada produk perhiasan (permata) sebesar 3,52 juta dolar AS, produk ikan dan udang (2,84 juta dolar AS dan produk pakaian jadi bukan rajutan 1,84 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan, jika dibandingkan dengan keadaan bulan Maret 2018 (m-to-m) dari sepuluh negara tujuan ekspor Bali, tujuh negara di antaranya mengalami penurunan, dengan penurunan tertinggi tujuan Australia sebesar 50,26 persen.
"Komoditas yang dominan memperngaruhi tujuan ekspor ke Australia tersebut yakni komoditas perhiasan (permata) yang merosot hingga 97,79 persen, produk barang-barang rajutan 70,58 persen serta produk perabot, penerangan rumah sebesar 35,15 persen," ujar Adi Nugroho.(WDY)