Denpasar (Antaranews Bali) - Pengamat pertanian Dr Gede Sedana menilai Bali merupakan tempat pemasaran potensial untuk berbagai jenis buah-buahan dan produk tanaman hortikultura karena kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke daerah itu yang cenderung meningkat.
"Demikian pula masyarakat Bali yang jumlahnya terus bertambah memiliki kecenderungan peningkatan permintaan yang signifikan terhadap buah yang digunakan untuk konsumsi maupun kebutuhan upacara ritual," kata Gede Sedana yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan kebutuhan buah-buahan terus meningkat termasuk untuk memenuhi kebutuhan pasar tradisional dan pusat-pusat perbelanjaan, terutama dalam memasuki hari raya, baik untuk umat Hindu maupun umat lainnya yang membutuhkan buah-buahan sebagai salah satu jenis konsumsinya.
Sementara itu, persediaan dari dalam yakni di wilayah Bali belum mampu mencukupi kebutuhan atau permintaan yang semakin meningkat tersebut. Akibatnya, banyak buah-buahan didatangkan dari sejumlah daerah di Pulau Jawa, Lombok, Flores dan pulau-pulau lainnya di nusantara.
Gede Sedana menambahkan meskipun banyak buah-buahan didatangkan dari berbagai daerah di nusantara, pasar-pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan di Bali tetap saja "dibanjiri" buah impor.
Kondisi seperti itu terjadi setiap tahun dan terus terulang sehingga perlu adanya upaya yang semakin serius untuk memberikan jaminan ketersediaan produk buah-buahan yang permintaannya selalu tinggi.
Usaha tani yang dilakukan masih sangat variatif untuk aspek luas lahan dan jumlah tanaman. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya penetapan zone atau pemetaan wilayah yang khusus untuk penanaman atau pengelolaan usaha tani terhadap jenis-jenis tanaman buah yang sesuai dengan agroklimatnya.
Baca juga: Bali ekspor manggis ke China (video)
Pemetaan wilayah bertujuan untuk untuk menentukan wilayah di setiap kabupaten di Bali yang akan digunakan menyusun perencanaan pengelolaan usaha tani tanaman buah-buahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemetaan wilayah tersebut topologi lahan, vegetasi dan kondisi sosial ekonomi petani.
"Dengan demikian aneka jenis tanaman buah-buahan dapat dikembangkan secara merata ke delapan kabupaten dan satu kota di Bali sehingga akan dapat memenuhi buah-buahan, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Gede Sedana. (WDY/adt/A039)