Denpasar (Antara Bali) - Kualitas jeruk yang dihasilkan petani Kintamani, Bangli, Bali sudah diakui pasar berkatnya rasanya yang segar, manis serta ukuran yang lebih besar dan mulus dibandingkan buah jeruk dari daerah lain.
"Untuk menjaga kualitas buah jeruk, sudah dilakukan sejak pemilihan bibit unggul asli Kintamani dan sesuai kondisi alam Kintamani yang dingin dengan curah hujan tinggi," kata Ketut Sukra, seorang petani jeruk di seputaran Kintamani, 45 km timur laut Denpaar, Kamis.
Pohon jeruk akan mulai berbuah pada usia empat tahun dan menghasilkan jumlah buah yang maksimal pada saat berumur 7-10 tahun.
Pemeliharaannya juga tergolong mudah karena dengan curah hujan yang tinggi petani tidak perlu melakukan penyiraman rutin, pemupukannya dilakukan hanya satu tahun sekali baik itu pupuk kandang maupun dari pupuk non organik, ujarnya
Sukra menyatakan, untuk satu pohon jeruk bisa mengasilkan 13 kg buah dalam satu kali panen, ini tergantung dari besarnya pohon dan pemupukannya.
Harga yang ditawarkan oleh petani saat ini untuk satu kilogram jeruk seharga Rp9.000.
Masa panen dimulai dari bulan Agustus hingga Oktober, harganya juga akan dipengaruhi oleh masa panen tersebut apabila pada saat musim panen bersamaan dengan musim panen jeruk yang ada di Jawa maka harga jeruk kintamani akan anjlok, karena biasanya harga jeruk yang datang dari Jawa ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah. (SRW/ADT