Gianyar, (Antaranews Bali) - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Bali, Anak Agung Ari Brahmanta mengatakan, nilai budaya dan spiritual mendorong pengembangan wisata yoga di Ubud dengan maraknya tempat menawarkan olahraga olah pernafasan itu termasuk meditasi hingga restoran sehat.
"Sejarah, spiritualitas, seni dan budaya sangat menentukan perkembangan dan kemajuan daerah Ubud saat ini. Yoga adalah salah satu bagian dari spiritual," kata Kadis Pariwisata Anak Agung Ari Brahmanta, di Gianyar, Minggu.
Ia menjelaskan hal itu berkaitan dengan sedang berlangsung Balispirit Festival ke-11 di Ubud, 2-8 April 2018. Acara yang digelar secara berkesinambungan sejak sebelas tahun belakangan ini menjadi ruang tempat berkumpulnya para peyoga mancanegara.
Bahkan harian South China Morning Post menyatakan bahwa Balispirit Festival telah menjadi salah satu dari lima festival Yoga terbesar di dunia,
Ribuan peyoga dan keluarganya dari mancanegara dan nusantara ikut ambil bagian dalam Balispirit festival. Bahkan, Pemkab Gianyar menjadikan Balispirit festival sebagai salah satu agenda kegiatan tahunan pariwisata di Ubud.
"Kegiatan tersebut selama ini terbukti mampu menarik sekitar 8.000 pengunjung, dari 50 negara di belahan dunia," kata Noviana Kusumawardhani, Media Manajer Balispirit Festival.
Bahkan menurut Media Manajer Balispirit Festival Noviana Kusumawardhani, yang juga praktisi Yoga bahwa perkembangan industri Yoga di Ubud sudah seperti perkembangan minimarket dalam sepuluh tahun terakhir ini. Di tiap pelosok kecamatan Ubud ada tempat yoga.
"Secara geografis Kabupaten Gianyar memiliki 12 sungai, dan lima sungai besar yang sumbernya dari Gunung Batur mengalir ke wilayah Gianyar yang menjadi pilihan para pendeta Budha untuk bertapa dan meditasi di daerah Campuhan, Ubud . Kemudian raja-raja di Bali mendirikan kerajaannya di Gianyar. Lahir sistem pengairan Subak dan demokrasi di desa Bali seperti desa Pakraman itu dibangun atas dasar sejarah dan geografis daerah ini," tambah dia.
Dulu seni dan budaya tercipta untuk persembahan kepada Tuhan, berkembang menjadi seni dan budaya persembahan kepada raja dan tamunya. Kini seni dan budaya menjadi persembahan untuk industri pariwisata dan kerajinan masyarakat yang memiliki nllai komersial. "Itu semua berkembang saling kait mengkait," ujar AA Ari Brahmanta, yang juga pemilik cafe the Legend di Ubud.
"Selain banyak tempat untuk yoga, di Ubud banyak juga hotel, resort dan penginapan yang menjual paket Yoga. Kegiatan yoga menjadi nilai tambah dan nilai jual bagi turis yang dijual industri hotel dan penginapan," katanya.
Setelah menjamurnya industri Yoga di Ubud, seiring dengan itu banyak kemudian dibangun restoran sehat menyediakan makanan minuman dari sayur dan buah-buahan organik. Kegiatan Balispirit festival telah mampu mengangkat perekonomian lokal dan nasional, mulai dari perhotelan, kuliner, pertanian, transportasi dan kerajinan masyarakat, ujar Kadis pariwisata Gianyar itu.