Denpasar (Antaranews Bali) - Indonesia telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menjadi tuan rumah Asian Para Games (APG) yang akan diselenggakan di DKI Jakarta pada 6-13 Oktober 2018.
"Kami sudah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk perhelatan olahraga empat tahunan bagi penyandang disabilitas tersebut," kata Ketua Direktur Public Relation Media Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) Ashgindo Fahreza Nasution di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan sekitar 3.000 atlet penyandang disabilitas dan offisial (pendamping) dari 43 negara di Asia anggota dari Asian Paralympic Committee.
"Dalam kejuaraan tersebut akan mempertandingkan sebanyak 18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan dilagakan selama delapan hari," ujarnya.
Fahreza mengatakan Sebagaimana "Asian Games 2018" yang sudah memulai beragam aktivitas persiapan, begitu pula "Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC)" yang akan dilaksanakan satu bulan setelah Asian Games 2018, saat ini sudah melakukan beberapa tahap persiapan, termasuk di antaranya melakukan sosialisasi, seperti yang saat ini sedang dijalankan pada 20 titik di 16 kota di Indonesia.
Ia menjelaskan dengan format "booth" atau anjungan di beberapa pertokoan besar di tiap daerah yang disinggahi, yaitu Medan, Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda, dan Ambon.
INAPGOC melakukan penyebaran informasi dan aktivitas yang melibatkan perwakilan National Paralympic Committee (NPC) perwakilan INAPGOC, atlet penyandang disabilitas, komunitas difabel, komunitas hobi, dan juga pengunjung pertokoan.
"Sosialisasi yang dilakukan di 20 titik di 16 kota ini merupakan sosialisasi awal, karena hingga penyelenggaraan APG di 2018, INAPGOC akan terus menginformasikan kepada masyarakat Indonesia mengenai APG 2018 sehingga pengetahuaan masyarakat mengenai APG 2018 semakin tinggi dan kemudian tertarik untuk mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan langsung maupun tidak langsung," ucapnya.
Kegiatan sosialisasi APG 2018 akan melalui media massa, kegiatan offline, maupun media sosial. Dengan slogan "The Inspiring Spirit and Energy of Asia", APG 2018 hadir dengan empat misi, yaitu "determination, courage, equality, dan inspiration".
Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental. Selain itu ajang empat tahunan sekali ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat, serta menjadikan aksi para atlet penyandang disabilitas sebagai sumber inspirasi dan motivasi.
"Slogan yang kuat juga di dukung dengan kehadiran sebuah maskot bernama `Momo` (Motivation and Mobility) yang mengambil inspirasi dari hewan Elang Bondol," ujarnya.
Fahreza lebih lanjut mengatakan penyelenggaraan Asian Games 1962 yang meninggalkan warisan berupa kompleks Gelora Bung Karno Senayan, ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat meninggalkan warisan, baik fisik maupun non-fisik.
Dari sisi fisik, fasilitas olahraga yang memenuhi syarat aksesibilitas penyandang disabilitas diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi siapa pun dengan kondisi apa pun untuk berolahraga.
Dari sisi non-fisik, warisan yang ingin ditinggalkan dan dilestarikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga khusus penyandang disabilitas, pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.
Menurut Fahreza, Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang terpilih untuk menyelenggarakan Asian Para Games, dan kesempatan ini menjadi salah satu implementasi dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas.
Melalui momen ini Indonesia memiliki kesempatan untuk membuktikan diri untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang ramah disabilitas.
"Tahapan persiapan yang saat ini tengah berlangsung adalah perbaikan fasilitas olahraga dan asrama atlet yang memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Beberapa renovasi akan dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan pertandingan yang menyesuaikan dengan kebutuhan para atlet, seperti elevator dan kamar mandi yang dapat mudah diakses oleh kursi roda," katanya.
Selain itu, kata Fahreza, INAPGOC juga telah mendapatkan kunjungan perwakilan beberapa federasi internasional olahraga yang bermaksud memberikan masukan terkait kesiapan teknis dan non-teknis.
"Beberapa hari yang lalu, yakni 6-8 Desember INAPGOC telah menginformasikan berbagai kemajuan persiapan yang telah dilakukan, serta menjabarkan rencana-rencana strategis dan taktis yang akan diimplementasikan hingga Oktober 2018 kepada Asian Paralympic Committee di Dubai," katanya. (*)
INAPGOC Sosialisasikan Asian Para Games 2018
Minggu, 24 Desember 2017 4:25 WIB