Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kondisi Bali masih aman sebagai destinasi pariwisata untuk berlibur akhir tahun.
"Dari hasil paparan ahli vulkanologi tadi, status Gunung Agung tetap awas, tapi hanya pada radius 10 km paling jauh itu, sisanya seluruh Bali normal," ungkapnya seperti dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Luhut menggelar rapat koordinasi tentang perkembangan terkini situasi Gunung Agung dengan kementerian dan lembaga terkait di bawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman di Jakarta, Jumat.
Rakor tersebut dihadiri Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Kepala Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Kementerian ESDM Rudy Suhendar dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman.
Luhut menambahkan, berdasarkan perhitungan, arah angin diprediksi menuju ke timur sehingga abu letusan Gunung Agung diperkirakan tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
"Kalau pun ada perubahan 'minor' (kecil) ke arah timur menurut Pak Jonan (Menteri ESDM), ada 'notam' (Notice To Airmen) yang bisa diberitahukan," tambahnya.
Untuk memastikan keamanan kondisi Gunung Agung apabila terjadi letusan, Luhut mengatakan Kementerian ESDM atau badan vulkanologi telah membuat simulasi bahaya berdasarkan potensi aliran awan panas, aliran lahar maupun penyebaran abu vulkanik dengan berbagai skenario.
"SDM atau 'vulcanologist' (PVMBG) sudah membuat simulasi 20 juta lahar yang ada kalau dia (Gunung Agung) meledak 2,5 juta apa dampaknya, kalau meledak 5 juta lahar apa dampaknya atau sampai 20 juta lahar itu apa dampaknya," tuturnya.
Lebih lanjut, Luhut mengimbau masyarakat untuk tidak mengurungkan niatnya berlibur ke Bali sepanjang masih berada di luar radius 10 km dari Gunung Agung. Begitu pula kegiatan konferensi di Bali diminta untuk tidak dialihkan.
"Itu tolong sampaikan supaya semua tetap berlibur ke Bali, tidak usah ditangguhkan. Nanti juga saya lapor ke Presiden supaya pemerintah tidak mengalihkan tempat konferensinya dari Bali. Supaya kita sesama orang Indonesia sendiri bisa menunjukkan kebersamaan kita dalam keadaan yang seperti begini," katanya
Luhut juga memastikan gelaran Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-Bank Dunia) yang rencananya akan digelar di Bali, Oktober 2018, tidak akan dipindahkan lokasinya. Menurut dia, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bahkan sudah memberikan dukungan penuh agar turis tetap datang ke Bali.
"Tidak ada alasan kami untuk memindahkan Pertemuan IMF-World Bank kalau dengan status seperti sekarang ini," pungkasnya. (WDY)