Karangasem (Antara Bali) - Gunung Agung berpotensi erupsi susulan karena tremor terus menerus masih terjadi dan terekam seismograf hingga saat ini, kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana.
"Hingga saat ini aktivitas erupsi Gunung Agung masih berlangsung. Walaupun sinyal tremor ini tinggi, namun saat kondisi rendah emisi abu tetap terus berlangsung," ujarnya saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung Desa Rendang, di Karangsem, Kamis.
Ia mengatakan dari data satelit pertumbuhan lava di dalam kawah Gunung Agung masih berlangsung dan sejak dua hari lalu kecenderungan erupsi masih terus berlangsung.
Hal itu, katanya, artinya dari erupsi pembuka mulai Selasa (21/11) terus terjadi, sedangkan Gunung Agung pada Sabtu (25/11) bertransisi dari erupsi freatik menjadi erupsi magmatik.
Pihaknya belum dapat memastikan apakah letusan akan makin besar atau kecil dibandingkan dengan letusan gunung tertinggi di Bali itu pada 1963.
"Potensi erupsi Gunung Agung masih besar dan kami terus mengikuti perkembangan data seperti apa dan melakukan 'assesment' seperti apa maupun mengestimasi kira-kira seluas apa ancaman bahanya," katanya.
Hingga saat ini, "assesment" PVMBG bahwa ancaman yang mungkin terjadi erupsi Gunung Agung dengan zona radius bahaya delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih 10 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya.
Terkait dengan gempa yang terjadi gempa pada Rabu (29/11) dengan getaran 3,1 SR mengindikasikan masih adanya suplai magma, walaupun gempa itu dilaporkan tektonik lokal, namun gempa tersebut berkaitan dengan Gunung Agung.
"Hal ini berkaitan erat dengan intensitas Gunung Agung saat ini, Yang meningkat saat ini ada indikasi tremor menerus dan jumlah gempanya tidak sangat signifikan. Namun, dalam kondisi saat ini kami tidak membutuhkan gempa yang banyak saat periode September dan Oktober yang gempanya sampai ratusan hingga ribuan," ujarnya.
Saat ini, kata Devy, jalur magma sudah terbuka hingga permjukaan kawah Gunung Agung, artinya dengan jumlah gempa di bawah 10 SR sudah bisa mengakibatkan erupsi.
Selama 24 jam, PVMBG merekam adanya sedikit aktivitas vuklanik 32 kali pada Rabu (29/11) dan pada Jumat merekam hanya lima kali gempa vulkanik
"Baru saja terekam tremor menerus yang mengindikasikan masih terjadinya erupsi Gunung Agung dan tremor ini masih berlangsung hingga saat ini yang durasinya masih dihitung," katanya. (WDY)
