Puluhan Mahasiswa-Humas Ikuti Pelatihan Jurnalistik LKBN Antara Bali (video)
Sabtu, 18 November 2017 10:24 WIB
Peserta workshop jurnalistik LKBN Antara Biro Bali di Hotel Fame, Kuta, Bali, Sabtu (18/11). (Antara Foto/Gembong Ismadi/2017)
Badung (ANTARA) -
Puluhan mahasiswa dan staf hubungan masyarakat mengikuti pelatihan jurnalistik yang diadakan LKBN Antara Biro Bali dalam rangkaian HUT ke 80 kantor berita Indonesia tersebut di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Sebanyak 30 peserta pelatihan itu mendapatkan materi jurnalistik tulis maupun foto jurnalistik dengan narasumber wartawan LKBN Antara Biro Bali, yakni Nyoman Budiana (fotografer), Dewa Wiguna (pewarta tulis), dan Fikri Yusuf (fotografer).
"LKBN Antara menjadi bagian dari sejarah panjang jurnalisme di Indonesia. Selama 80 tahun, kami menjadi saksi sejarah mulai dari proklamasi kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan hingga mengisi kemerdekaan," kata Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M Ya'kub, saat membuka kegiatan yang juga ditandai dengan penayangan video profil 'Selayang Pandang LKBN Antara Biro Bali 1945-2017' untuk pertama kalinya itu.
Kini, LKBN Antara pada era digitalisasi atau "Zaman Now" mengembangkan layanan yang bersifat "konvergensi total" (IMCS) melalui layanan "content" yang tetap menyasar media massa dan media online/daring; dan layanan data yang bekerja sama dengan lembaga riset yang menyasar media/humas (PR Wire) dan masyarakat (Antara Insight/analisa pemberitaan).
Selain itu; layanan digital yang menyasar media sosial, video, dan video profil; layanan non-media yang menyasar kemitraan dengan swasta, BUMN, pemda, dan kementerian (Kominfo/Kemenlu); dan layanan edukasi yang menyasar masyarakat melalui workshop/diklat, pameran foto, magang, media visit, dan jejaring anti-hoax.
Terkait HUT Ke-80 LKBN Antara, Biro Antara Bali mengisinya dengan berbagai kegiatan, selain pelatihan jurnalistik yang sifatnya internal dan eksternal, maka pada puncaknya tanggal 13 Desember 2017 akan mengundang institusi pemerintahan dan swasta serta publik dalam "simakrama" (open house) serta melakukan pameran foto bertema 'Bali 2017: Rwa Bhineda'.
Khusus untuk pelatihan jurnalistik, selain mahasiswa, beberapa institusi seperti Direktorat Jenderal Pajak Bali, BNI, dan PT Kalbe Farma mengirimkan staf-nya yang bertugas dalam hubungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini.
Dalam acara itu, narasumber penulisan berita jurnalistik (mencari, mengumpulkan dan membuat berita jurnalistik), Dewa Wiguna, memberikan materi pemahaman jurnalistik dasar, termasuk etika dalam mencari dan menuliskan berita.
"Dalam mencari, mengumpulkan, menuliskan dan menyebarkan informasi dalam bentuk berita media massa, jurnalis harus berpegang pada keseimbangan baik sisi narasumbernya maupun saat penulisan berita," katanya.
Ia mengatakan, seorang jurnalis harus menghindari pembuatan berita dengan tujuan menyudutkan pribadi atau lembaga tertentu, termasuk dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar.
"Hindari penggunaan bahasa yang terkesan bertujuan untuk mengolok-olok kekurangan kondisi fisik seseorang, meskipun faktanya memang seperti itu. Inilah yang disebut dengan etika bahasa," katanya.
Terkait pertanyaan dari salah seorang peserta yang kesulitan saat menulis berita karena terlalu pendek atau panjang, ia minta, yang bersangkutan saat di lapangan, selain mencatat yang disampaikan narasumber, juga melihat suasana yang bisa digunakan saat berita terlalu pendek.
Dalam sesi fotografer, seorang peserta menanyakan pilihan antara menolong dan memotret terkait etika jurnalistik, fotografer Nyoman Budhiana menegaskan bahwa hal itu harus melihat kemungkinan ada-tidaknya orang yang ahli dalam peristiwa itu, seperti SAR atau pemadam kebakaran.
"Kita juga harus melihat, apakah foto yang mengenaskan dengan korban yang berdarah-darah itu merupakan foto yang bermanfaat atau tidak. Antara lebih memerhatikan etika daripada media sosial yang sangat bebas itu," katanya.
Pengibaran Merah Putih yang Pertama
Terkait peran dalam sejarah jurnalisme yang panjang, Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M Yakub mengatakan LKBN Antara tercatat dalam sejarah sebagai lembaga yang menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan dan juga lembaga yang pertamakali mengibarkan bendera merah putih di Pulau Bali, setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan di Jakarta.
"Berita pernyataan proklamasi kemerdekaan di Jakarta, disiarkan ke Bali oleh wartawan Antara bernama Herman. Tidak berapa lama, kantor perwakilan Antara di Bali mengibarkan bendera merah putih, jadi Antara memegang peranan yang besar pada awal-awal kemerdekaan untuk menyebarluaskan informasi, khususnya berkaitan dengan proklamasi Indonesia hingga Kemerdekaan Indonesia pun diakui dunia," katanya.
Setelah proklamasi, menurutnya, LKBN Antara terus mengawal dan mendukung kemerdekaan sesuai dengan tugasnya sebagai media massa. "Jadi, dari awal Antara adalah media perjuangan dan ikut berjuang mulai dari sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan digaungkan, hingga saat ini," katanya.
Dalam usia yang sudah 80 tahun, ia mengatakan LKBN Antara membentuk dirinya menjadi lembaga penyebarluasan informasi sesuai dengan tuntutan zaman, namun tetap menjaga kaidah-kaidah, norma-norma serta bahasa jurnalistik yang berimbang.
"Berimbang tidak hanya lewat konfirmasi, tapi juga tidak boleh menyerang pribadi seseorang dengan bahasa-bahasa jurnalistik. Pengkritisan dilakukan terhadap kebijakannya, bukan terhadap pribadi orangnya, karena Antara membela tetap konsisten sebagai pejuang kepentingan publik, kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Acara yang didukung sepenuhnya oleh BNI, Pemprov Bali, BRI, Bank Mantap, Hotel Fame, PT Kalbe Farma, Aqua, dan mitra lainnya itu dilanjutkan dengan praktik membuat berita (caption foto) dan mencari foto hingga terpilih tiga foto terbaik dari hasil praktik peserta workshop itu yakni Ni Desak Made Ameita Raydila (LPM Lini Massa Unud), I Gusti Ayu Tika Indriani (LPM Pcyco Unud), dan Dinda Nur Hidayah (FKH Unud).
Selain pelatihan jurnalistik yang sifatnya internal dan eksternal, serta penganugerahan "Sertifikat Tjatranata" untuk pewarta/staf berdedikasi, peringatan HUT Ke-80 LKBN Antara di Biro Bali pada puncaknya tanggal 13 Desember 2017 akan mengundang institusi pemerintahan dan swasta serta publik dalam "simakrama" (open house) serta menggelar pameran foto bertema 'Bali 2017: Rwa Bhineda' yang menyajikan 24 foto berita dan tiga foto cerita. (GBI)