Negara (Antara Bali) - Pengelola sekolah dan guru SMA swasta di Kabupaten Jembrana, Bali, mengeluhkan belum cairnya beasiswa bagi murid-murid mereka dalam enam bulan terakhir yang biasanya disalurkan langsung guna menunjang operasional sekolah.
Salah seorang kepala SMA swasta di Jembrana kepada ANTARA mengatakan, pencairan dana beasiswa itu sangat membantu operasional sekolah, termasuk menunjang kesejahteraan guru dan staf sekolah.
"Karena sudah enam bulan ini beasiswa tersebut belum juga cair, kami harus pontang-panting agar bisa memberikan tambahan honorarium bagi guru dan staf," kata kepala sekolah ini.
Akibatnya, guru dan staf sekolah tidak bisa menerima honorarium sebesar bulan-bulan sebelumnya yang juga ditunjang dari dana alokasi beasiswa.
"Kami hanya bisa memberikan seadanya, sekadar untuk biaya ganti bensin ke sekolah," keluh kepala sekolah yang tidak mau disebutkan namanya ini.
Ia mengaku, pihaknya sudah menyerahkan data-data murid penerima beasiswa dengan harapan dananya bisa segera dicairkan.
Masing-masing siswa SMA swasta di Kabupaten Jembrana, mendapat alokasi bantuan yang disebut beasiswa sebesar Rp50 ribu per orang per bulan.
"Tapi sampai sekarang belum juga ada realisasinya. Saya dengar sekolah-sekolah swasta lainnya juga sudah menyerahkan data beasiswa namun belum juga dapat kucuran dana beasiswa. Kalau seperti ini kasihan guru-guru kita," katanya.
Kepala sekolah ini berharap Dinas Dikporaparbud Jembrana memperhatikan kebutuhan sekolah-sekolah swasta, sehingga proses pendidikan berjalan lancar.
"Kalau kualitas sekolah swasta ingin sama dengan sekolah negeri, tentu kebutuhan gurunya juga harus diperhatikan. Bagaimana para guru akan semangat mengajar kalau kesejahteraannya yang berasal dari beasiswa itu selalu terlambat dibayarkan," tegasnya.
Sementara salah seorang guru swasta mengaku, dirinya sangat merasakan imbas dari belum cairnya beasiwa tersebut.
"Jumlah honorarium kami sangat kecil dibandingkan guru PNS, pembayarannya terlambat pula," katanya.
Ia sendiri tidak mengerti kenapa dinas terkait di Pemkab Jembrana sangat lambat dalam pengurusan pencairan beasiswa itu.
"Kalau telat sebulan dua bulan itu masih wajar, masa ini sudah enam bulan tidak juga ada kejelasan," ujarnya.
Kepala Dinas Dikporaparbud Jembrana Nengah Alit ketika dikonfirmasi mengatakan, untuk pencairan dana itu pihaknya terkendala peraturan bupati (perbup) yang baru turun pada bulan mei lalu.
"Selain itu kami juga masih memverifikasi data-data dari sekolah-sekolah penerima beasiswa agar benar-benar valid," kata Alit.
Alit berharap, pada pekan kedua Juli ini dana beasiswa itu sudah bisa dicairkan ke masing-masing sekolah.
"Saat ini saya masih menunggu tanda tangan dari Pak Bupati untuk pencairan dana beasiswa tersebut," ujarnya.(*)