Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali membantu pengadaan 38.000 bibit pohon kopi kepada kelompok tani sebagai upaya mendukung perluasan pengembangan tanaman bernilai ekonomis tinggi di daerah itu pada 2011.
"Pengadaan bibit yang dilakukan Dinas Perkebunan setempat diarahkan untuk mendukung pengembangan sistem pertanian terintegrasi (Simantri)," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng, di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, pengadaan bibit untuk perluasan ribuan hektare tanaman kopi itu diberikan kepada kelompok tani yang memiliki hamparan luas yang cocok untuk pengembangan tanaman kopi.
"Namun tidak semua ke-100 simantri yang dibangun tahun ini, memiliki lahan yang cocok untuk pengembangan tanaman kopi, sehingga bibit itu diberikan kepada petani yang memiliki lahan garapan," katanya.
Ia mengatakan, pembibitan tanaman kopi yang diharapkan teralisasi pada 2011 itu juga terdiri atas kopi arabika 32.000 pohon dan kopi robusta 6.000 pohon.
Kopi selain memberikan nilai ekonomis juga berfungsi konservasi yakni menghindari terjadinya tanah longsor.
Ia mengharapkan, masyarakat menanam kopi di tepi jurang atau tanah dengan kemiringan yang terjal sehingga terhindar dari longsor.
Tanaman kopi, katanya, mampu memberikan fungsi ganda untuk kelestarian alam lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Dinas Perkebunan Bali, Made Sudartha, mengatakan, hingga saat ini tanaman kopi di Bali tercatat seluas 32.400 hektare, separuh di antaranya terdiri atas tanaman tua dan belum menghasilkan.
Pengembangan tanaman kopi dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, khususnya kopi arabika yang harganya semakin membaik di pasaran.
Potensi pengembangan kopi di Bali seluas 20.000 hektare, sekitar 900 hektare di antaranya di Kecamatan Kubu di Kabupaten Karangasem.
"Dari seluruh potensi tersebut 9.500 hektare sudah ditanami, sehingga masih tersisa potensi pengembangan seluas 11.500 hektare," katanya.
Pada 2010 telah dilakukan penanaman seluas 2.152 hektare dan 300 haktare di antaranya berlokasi di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali.
Kopi dan vanili, dua komoditas perkebunan Bali berhasil menembus pasaran ekspor dengan mengumpulkan devisa sebesar 509.888 dolar AS selama caturwulan I-2011, meningkat 20,60 persen dibandingkan dengan 2010.
Pada caturwulan I-2010, kedua komoditas perkebunan itu hanya mampu menyumbangkan devisa sebesar 422.783 dolar AS. Khusus mata dagangan kopi sebanyak 3,265 ton senilai 5.0929 dolar AS selama empat bulan I-2011, menurun 8,02 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya 6,494 ton seharga 55.369 ton.(*)
