Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat yang membangun rumah atau gedung di Bali saat ini pasti memperhitungkan material yang efektif dan efisien, dan mereka lebih memilih menggunakan bahan dari papan gypsum Gyproc, karena bahan tersebut juga ramah lingkungan
"Bahan gypsum ini sangat efektif dan efisien. Karena bahan ini bisa mempercepat pekerjaan dan mudah dipasang, serta tahan dengan berbagai cuaca," kata Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Hantarman Budiono, pada acara "Diskusi Media bersama Gyproc Indonesia" di Kuta, Bali, Jumat.
Ia mengatakan papan gypsum tersebut juga ramah lingkungan, karena saat mengerjakan bangunan tersebut tidak banyak memerlukan material lainnya. Sebab dengan material yang direkomendasi dari perusahaan Eropa tersebut akan mempercepat proyek pembangunan.
"Bali saat ini pasti memerlukan pembangunan cepat selesai, karena banyak proyek-proyek yang sedang di bangun di Pualu Dewata, antara lain pembangunan hotel dan vila," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, industri properti di Pulau Bali dinilai masih cukup baik oleh para pelaku usaha di bidang ini beserta turunannya seperti bahan bangunan. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan trafik wisatawan ke Bali yang masih tinggi sehingga menjadi sinyal positif bagi para pelaku usaha di bidang properti maupun bahan bangunan.
Dengan kebutuhan bahan material bangunan tersebut, maka industri properti di wilayah Bali sebagai produsen papan gypsum optimistis dengan memperluas distribusinya di Pulau Dewata.
"Sebelumnya, papan gypsum Gyproc telah lama digunakan oleh masyarakat di benua Eropa dan Amerika untuk mengatasi percepatan pertumbuhan akan perumahan. Dengan 100 tahun pengalaman diindustri tersebut terus berinovasi dalam mengembangkan produk-produknya guna menjawab kebutuhan masyarakat ke depannya," ucapnya.
Hantarman menjelaskan bahwa untuk wilayah Eropa pemakaian gypsum telah mencapai meter meter persegi per kapita. Sedangkan di Amerika tujuh meter persegi per kapita. Sementara Indonesia hanya 0,43 meter persegi per kapita.
"Meskipun total penggunaan gypsum di Indonesia relatif rendah, namun kami optimistis dengan potensi yang ada, pasar Indonesia dapat diperluas. Karena selain kondisi kebutuhan perumahan kami juga melihat potensi pasar `renovasi` yang masih terbuka lebar," ujarnya.
Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali Made Gede Suryanatha menyambut positif hadirnya bahan bangunan Gypsum Gyproc di Bali.
"Kami mengapresiasi kehadiran gyproc di Bali dengan teknologi GypWall yang serbaguna dan efisien, terlebih lagi produk ini merupakan bahan bangunan yg ramah lingkungan, minim konsumsi sumber daya alam dan memanfaatkan sumber daya terbarukan, serta 100 persen dapat didaur ulang," katanya.(I020)
Membangun Rumah dan Gedung Perlukan Bahan Gypsum
Jumat, 27 Oktober 2017 19:37 WIB