Klungkung (Antara Bali) - Sejumlah pengungsi Gunung Agung yang ditampung di GOR Swecapura Klungkung menjadi buruh kupas kacang tanah untuk mengisi waktu kosong sekaligus memenuhi kebutuhan hdiupnya.
"Kebetulan ada warga yang berbaik hati mau mempekerjakan kami untuk mengisi waktu kosong sekaligus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata salah seorang warga Nengah Jata saat ditemui di posko pengungsian GOR Swecapura Klungkung, Selasa.
Para pengungsi itu diberikan upah sebesar Rp25 ribu setiap karung kacang tanah yang berhasil dikupas.
Menurut dia, setiap karung kacang tanah dikerjakan oleh dua hingga tiga orang pengungsi selama dua hari.
"Biasanya kalau di kampung saya di Desa Muncan, Kabupaten Karangasem, upah kupas kacang tanah Rp15 ribu per karung, namun karena ada warga yang berbaik hati memberi pekerjaan sekaligus membantu kami," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan pengungsi Wayan Masta (40) juga merasa senang ada yang membantu memberikan pekerjaan sehingga menambah penghasilan selama di pengungsian.
"Biasanya saya kerja bangunan, namun karena tidak ada proyek pekerjaan saya mau menjadi buruh kupas kacang," ujarnya.
Selain itu, Nengah Masti sangat terbantu dengan adanya kegiatan kupas kacang tanah tersebut. "Saya sangat terbantu, jadi di pengungsian tidak diam dan tidur saja," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menampung pengungsi Gunung Agung di sejumlah posko pengungsian mengarahkan agar mereka menjadi pengungsi yang mandiri.
"Kami memberdayakan pengungsi untuk masak dan membersihkan areal posko pengunsi untuk menjadikan mereka sebagai pengungsi yang mandiri," kata Pelaksana tugas Kepala BPBD Kota Denpasar, Made Prapta. (WDY)