Nusa Dua (Antara Bali) - Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non Blok ke-16 di Bali, 23-27 Mei 2011, akan membahas konflik Palestina-Israel yang kemudian ditindaklanjuti dalam Konferensi Tingkat Tinggi GNB di Teheran, Iran, pada 2012.
Menurut Wakil Tetap Indonesia untuk PBB, Duta Besar Hasan Kleib, di Nusa Dua, Bali, Selasa, terdapat beberapa hal yang akan dibicarakan pada permasalahan mengenai Palestina dan Israel.
"Di dalamnya akan dibahas mulai persoalan ekonomi, politik, sosial, budaya, geografis, dan lain sebagainya. Ini momentum penting setelah Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, membahas hal tersebut," ujar Hasan di arena Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Gerakan Non Blok (GNB) ke-16.
Hasan juga mengatakan bahwa dalam konferensi tersebut juga akan dibahas masalah tahanan politik Palestina di Israel yang akan dijabarkan di hadapan salah satu menteri Palestina yang juga akan hadir.
"Sebelumnya di New York kami juga sudah bertemu membicarakan hal ini. Pertemuan kali ini merupakan pertemuan yang kami tindaklanjuti pasca pertemuan tahun lalu di New York," jelas Hasan.
Namun, menurut Dewan Umum PBB menyatakan bahwa Palestina tidak punya hak untuk mengajukan resolusi karena dianggap sebagai negara yang belum merdeka. Untuk itulah, Indonesia berperan penting dalam mengajukan resolusi yang menyangkut iklim politik di Palestina, tambah Hasan.
"Dalam 'Comprehensive Plan' disepakati sejak 2009 hingga dua tahun ke depan, tepatnya 2011, Palestina wajib menyiapkan kemerdekaan termasuk rekonsiliasi nasional. Dalam kerangka itu, Indonesia melatih sekitar 10 ribu warga Palestina untuk menyambut kemerdekaan Palestina," kata Hasan.
Menurut Hasan, Indonesia sangat mendukung Peta Perbatasan 1967 sebelum Israel merdeka. Dalam konferensi kali ini Indonesia akan berupaya agar negara-negara yang tergabung dalam GNB mendukung kemerdekaan Palestina.
"September tahun ini Palestina akan menghadap Dewan Umum PBB untuk meminta pengakuan kemerdekaan mereka. Tetapi masalahnya, masih ada 79 negara yang belum mau mengakui Palestina. Dari jumlah 79 negara itu, 29 negara adalah anggota GNB. Inilah pentingnya pertemuan kali ini sekaligus peran sentral Indonesia dipertaruhkan," tutup Hasan.(*)