Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melakukan "Ngayah" ke seluruh kabupaten di Bali untuk memperkuat hubungan kerja sama dengan semua pihak.
"Ngayah (bekerja secara ikhlas tanpa pamrih/imbalan) ini sudah terlaksana sejak duabelas tahun secara rutin," kata Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn M.Sn, di Denpasar, Senin.
Acara "ngayah" paling utama adalah di Pura Besakih dan Pura Batur sebagai taksu dan mempererat persaudaraan sesama masyarakat.
"Keberhasilan institusi itu dapat diketahui dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat," ujar Ketut Garwa.
Pihaknya memiliki program pentas seni ke desa-desa sesuai permintaan masyarakat dengan menyesuaikan tingkat keperluannya.
Selain itu, ada kegiatan pentas seni secara rutin di pura "Kayangan Jagat" yakni di Pura Besakih dan Pura Batur.
Kegiatan itu dinilai sangat efektif untuk melatih karakter dan tata krama mahasiswa yang berhubungan langsung kepada masyarakat.
Selain itu, hal itu juga untuk melatih mahasiswa agar terbiasa melakukan aktivitas "ngayah" (bekerja secara ikhlas tanpa pamrih/aksi sosial) sesuai dengan keahlian masing-masing.
Kegiatan tersebut melibatkan semua pihak mulai dari mahasiswa, dosen dan pihak terkait.
Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika secara pribadi maupun sanggar yang telah menjadi pelopor "ngayah" kepada masyarakat.
"Kami harap kegiatan itu dilakukan dengan hati yang tulus atau tidak terlalu mengharapkan imbalan," ujar Ketut Garwa.
Bentuk Ngayah diantaranya, pertunjukan gamelan, tari dan membantu pembuatan penjor dalam acara piodalan pura tersebut.
"Permintaan tiap pura di daerah Bali pun sudah banyak, yang rutin dan harus diutamakan adalah Pura Besakih dan Pura Batur," katanya
ISI Denpasar meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung proses pembelajaran kesenian secara internal, regional, nasional, hingga internasional.
Hal itu untuk mewujudkan visi ISI Denpasar menjadi pusat unggulan (Centre of Excellence) seni budaya berbasis kearifan lokal dan berwawasan universal.
Upaya tersebut sebagai bentuk keterbukaan lembaga pendidikan tinggi seni agar kinerja yang telah dilakukan akan dapat diketahui oleh masyarakat. (*)