Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan melakukan studi banding ke Kota Denpasar, Bali, untuk belajar mengenai revitalisasi sungai, karena saat ini keadaan air di Sungai Musi sudah keruh dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Kami bersama rombongan Pemerintah Kota Palembang ingin belajar mengenai pemeliharaan sungai di Denpasar, salah satunya terhadap Sungai (Tukad) Bindu, di Kecamatan Denpasar Timur," kata Sekretaris Kota Kota Palembang H. Harobin Mastofa di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan di kota-kota besar, seperti di Palembang, kondisi sungai sudah keruh, karena menjadi tempat pembuangan limbah oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
"Penataan Sungai Bindu sangat bagus maka dari itu, kami ingin mengetahui cara penataannya dan bisa diterapkan di Kota Palembang," ujarnya.
Harobin Mastofa mengatakan dengan berkunjungnya ke Kota Denpasar pihaknya ingin belajar dan kiat-kiat menyadarkan warga masyarakat untuk memelihara kebersihan, sehingga sungai tidak tercemar.
"Dengan belajar kami kesini (Denpasar) nantinya kami akan dapat menerapkan ilmu yang didapat tersebut untuk merevitalisasi sungai di Palembang," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Kali Bersih Sungai (Tukad) Bindu, I Gusti Ari Temaja mengucapkan terima kasih atas kunjungan rombongan dari Pemerintah Kota Palembang.
Menurut dia, menjaga kebersihan Tukad (Sungai) Bindu tidak terlepas dari mengubah perilaku masyarakat yang sering menjadikan sungai sebagai tempat buang atau tampungan sampah serta membuang barang bekas.
Melihat pentingnya air sebagai sumber kehidupan, maka anggota Yayasan Tukad Bindu bersama para Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan terhadap fungsi sungai.
Ia mengatakan revitalisasi sungai tersebut juga tak terlepas dari komitmen Wali Kota Rai Mantra dan Wakilnya Jaya Negara dalam memberikan program kemanfaatan menjaga lingkungan yang bersih dan asri.
Penataan sungai bisa berjalan lancar dengan dukungan masyarakat mulai dari pihak banjar, desa dan kecamatan yang hingga saat ini semua bisa merasakan manfaat dan memahami pentingnya sungai, khususnya di lingkungan kawasan alur Sungai Bindu.
Tidak hanya menjaga membersihkan, kata Ari Temaja, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh warga masyarakat di Bali bahwa peranan komunitas harus tumbuh dari kebutuhan yang telah disadari sejalan dengan keyakinan. Dalam wujudkan aktivitas dalam kearifan "Tri Hita Karana" baik di lingkungan, sungai danau, mata air maupun waduk.
Dengan demikian, keberadaan air di Bali tetap lestari kualitasnya dan kuantitasnya. Penataan Sungai Bindu sesuai dengan semboyan "Terwujudnya sungaiku Indah dan Lestari serta Danauku Indah dan Lestari". Sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan swasta juga penting untuk menjaga dan menata sungai serta memperdayakan masyarakat ekonomi kreatif.
Ari Temaja menambahkan, meraih predikat lima besar tingkat nasional, juga berkat dukungan Pemkot Denpasar dengan dilengkapi berbagai fasilitasi lampu penerangan, tempat duduk, dan wahana air.
Dari fasilitas yang disediakan Sungai Bindu kini dijadikan tempat rekreasi, "jogging track", tempat arisan oleh ibu-ibu PKK dan kegiatan lainnya oleh warga masyarakat. (*)