Jember (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kurikulum
pendidikan tinggi di Indonesia masih monoton dan tidak mengikuti
perkembangan jaman sehingga harus berani melakukan inovasi.
"Perguruan tinggi harus berani berubah, Universitas Muhammadiyah
Jember juga harus berani mengubah. Kalau Universitas Muhammadiyah Jember
memulai, universitas yang lain akan tertinggal nanti," kata Presiden
Jokowi dalam kuliah umum di perguruan tinggi itu, Minggu.
Presiden berharap Universitas Muhammadiyah Jember bisa menjadi pelopor inovasi perguruan tinggi di Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Jember memiliki delapan fakultas. "Ekonomi, hukum dan sospol pasti ada," ucap Presiden.
Menurut dia, seharusnya fakultas yang ada disesuaikan dengan
perkembangan saat ini, seperti membuka fakultas manajemen toko online,
fakultas animasi, fakultas electronic sport dan juga fakultas video.
Jokowi juga menyebutkan perubahan dunia yang begitu cepat harus
diwaspadai karena bukan tak mungkin budaya-budaya asing dapat masuk
menginfiltrasi budaya Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi
berpesan kepada para mahasiswa untuk dapat mengantisipasi hal tersebut.
"Saya titip terutama kepada Muhammadiyah, baik yang ada di Cabang
Jember maupun secara umum di seluruh Indonesia, perubahan-perubahan ini
perlu diantisipasi. Jangan sampai nilai-nilai keindonesiaan dan
keislaman kita tergerus gara-gara kita tidak siap mengantisipasi," ujar
Presiden.
Menurut dia, perubahan global menyentuh hampir semua lini kehidupan,
mulai dari internet, proses pembayaran, transportasi, hingga
pengelolaan ruang angkasa. Jika tidak disadari dengan cepat, Indonesia
akan tertinggal dari negara lain.
"Perubahan sangat cepat sekali. Kita harus menyadari itu, kalau
tidak disadari kita bisa ditinggal terutama menyadarkan sumber daya
manusia yang kita miliki," ungkapnya.
Dalam hal transportasi misalnya, Presiden menjelaskan bagaimana
negara lain telah memiliki alat transportasi yang lebih maju dan modern.
Sedangkan Indonesia, saat ini baru memulai pembangunannya.
"Kita baru proses membangun MRT, LRT. Baru akan memulai kereta cepat itu saja ramai," tutur Presiden.
Selain itu, perubahan lain yang juga harus diantisipasi adalah
perubahan pola interaksi sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi
yang sangat cepat turut menjadi salah satu penyebab perubahan tersebut
di masa mendatang.
"Orang nantinya 5-10 tahun yang akan datang tidak akan baca koran.
Yang namanya generasi Y, yang mahasiswa-mahasiswa sekarang ini, 5-10
tahun yang akan datang pegangnya hanya ini (gawai). Mau cari berita
tidak mau baca koran, tinggal klik dan baca online, tidak mau lihat TV
lagi nantinya," ucap Presiden.
Presiden juga berpesan kepada para mahasiswa untuk terus menjunjung
tinggi sikap saling menghormati dan saling menghargai antarumat beragama
di Indonesia. Hal itu dilakukan guna menjaga persatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dianugerahi Tuhan keanekaragaman agama, suku,
budaya dan bahasa.
"Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia.
Ini sudah menjadi hukum Allah, sudah menjadi takdir kita bahwa kita ini
memang hidup di dalam alam keragaman yang amat banyak," kata Presiden. (WDY)
Presiden Jokowi Minta Perguruan Tinggi Melakukan Inovasi
Senin, 14 Agustus 2017 8:26 WIB