Aceh Besar (ANTARA) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Arif Satria menyatakan sektor pertanian harus menjadi lokomotif pembangunan Indonesia karena sudah terbukti menjadi penyelamat di tengah pandemi COVID-19.
“Data menggambarkan bahwa pertanian adalah sektor yang bisa survive menghadapi perubahan. Sektor yang menjadi penyelamat di kala sektor lain tidak tumbuh,” katanya di Darussalam, Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: PLN UID Bali dukung modernisasi pertanian dengan "Electrifying Agriculture"
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela mengisi kuliah umum Universitas Syiah Kuala (USK) dengan tema Transformasi Agro-Maritim 4.0, yang dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh.
Ia menjelaskan pertanian adalah sektor yang sangat penting dan telah terbukti menjadi penyelamat perekonomian Indonesia yakni mampu tumbuh secara positif pada triwulan IV-2020 yaitu sekitar 2,5 persen serta ekspor pada sektor pertanian naik cukup signifikan yaitu 15 persen.
Namun, menurut dia, pembangunan pada sektor pertanian harus memperhatikan sektor kelautan, karena keduanya harus saling berkaitan, jika tidak maka yang terjadi seperti sekarang ini yaitu banjir di mana-mana.
“Saat ini kalau kita bicara tata ruang masih bersifat parsial, padahal keduanya saling terkait. Apa yang terjadi di pesisir karena dampak dari hutan. Jadi hulu dan hilir ini sangat terkait,” katanya.
Baca juga: Anggota DPD apresiasi petani di Bali semangat kembangkan "Simantri"
Dalam kesempatan ini, Arif Satria menilai transformasi Agro-Maritim 4.0 tidak hanya bicara tentang evolusi teknologi tapi melibatkan banyak aspek yang mendukung, apalagi latar belakang petani di Indonesia cukup beragam.
Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk terlibat aktif dalam mendukung transformasi Agro-Maritim 4.0 ini.
Rektor IPB ini mencontohkan IPB yang meluncurkan platform penyuluhan untuk petani yang bernama DigiTani. Melalui platform tersebut petani bisa berkonsultasi secara gratis, di mana dan kapan saja.
“USK juga bisa membuat platform gratis juga misalnya Suluh Petani. Jadi petani-petani di Aceh konsulnya ke USK melalui platform ini,” katanya.
Baca juga: DPD dorong petani Bangli adopsi teknologi pertanian
Ia menambahkan hal paling penting dalam transformasi Agro-Maritim 4.0 adalah mengubah mindset dan kebersamaan.
Wakil Rektor I USK Prof Marwan menyampaikan terima kasih atas kunjungan Arif Satria ke USK, serta kesediaannya untuk sharing pengetahuan dan pengalamannya kepada civitas akademika USK.
Ia mengatakan Arif Satria telah banyak terlibat dalam upaya pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Baca juga: Petani di Tabanan-Bali berharap keberpihakan pemerintah
“Kita berharap melalui kuliah umum ini kita bisa mendapatkan banyak informasi penting dari beliau. Mudah-mudahan forum ini bisa menginspirasi kita dalam melahirkan suatu inovasi untuk membangun sektor pertanian khususnya di Aceh serta Indonesia secara luas,” kata Prof Marwan.