Tabanan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika merasa senang para petani di Pulau Dewata masih semangat mengembangkan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang digagasnya ketika menjabat Gubernur Bali.
"Ide awal Simantri bukan hanya memelihara sapi, tetapi ingin supaya Bali menjadi Pulau Organik," kata Pastika saat berdialog secara virtual dengan Kelompok Simantri 655 Manik Amertha, Desa Tiying Gading, Selamadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Kamis.
Walaupun Simantri kini sudah berganti nama menjadi Sistem Pertanian Terpadu (Sipadu), menurut dia, yang utama programnya tetapi bisa jalan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pastika memahami anggaran pemerintah daerah semuanya dipotong karena dampak pandemi COVID-19. Namun, dia berharap pembinaan terhadap gabungan kelompok tani dalam unit Simatri dapat berjalan lagi.
Dalam kesempatan itu, dia berjanji untuk berupaya menyambungkan pada pihak-pihak yang memegang anggaran, baik pemerintah pusat ataupun daerah agar petani di unit Simantri/Sipadu dapat kembali mendapatkan pembinaan dan menjadi lebih maju.
Anggota Komite 2 DPD itu juga kembali mengatakan bahwa program Simantri yang diluncurkan pada 2009, saat menjadi Gubernur Bali periode pertama, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadikan Bali Provinsi Organik.
Dari 21 sapi yang dipelihara petani dalam setiap kelompok (Simantri) ini, bukan saja dihasilkan daging sapi, yang tak kalah penting dari pengolahan kotoran sapi dan urine diperoleh pupuk organik, biourine, biopestisida hingga biogas yang tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Satu ekor sapi per hari bisa menghasilkan sekitar lima liter urine dan setelah diolalh menjadi biourine, per liternya dijual seharga Rp8.000.
"Multiplier effect-nya dapat meningkatkan kesuburan lahan dan pendapatan petani. Meskipun tidak mudah juga saat itu untuk mencari petani yang sungguh-sungguh mau bekerja," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Semasa 10 tahun memimpin Bali, dia menargetkan dapat terbentuk 1.000 kelompok Simantri. Namun hanya bisa terealisasi sekitar 800 kelompok karena memang tidak mudah juga untuk mencari gapoktan yang benar-benar petani. Tiap kelompok dibantu 21 ekor sapi serta fasilitas pendukung lainnya.
Sementara itu, Made Budiarta, Ketua Simantri 655 Manik Amertha, Desa Tiying Gading, Selamadeg Barat, Kabupaten Tabanan mengatakan dari sapi yang dibantu, kini jumlahnya sudah naik dua kali.
Selain itu, pupuk yang dihasilkan juga telah bersertifikat dan laku terjual. Ia mengharapkan ke depannya terus dibina.
Tiap bulan, dari kotoran sapi di unit Simantri tersebut dapat dihasil 3 ton pupuk. Namun, kelompoknya tak bisa menambah sapi karena terkendala pakan.
Di akhir acara dialog tersebut, Ketut Ngastawa mewakili Mangku Pastika menyerahkan bingkisan yang diterima oleh Ketua Simantri 655 Made Mudarta.
Anggota DPD apresiasi petani di Bali semangat kembangkan "Simantri"
Jumat, 19 Februari 2021 7:02 WIB