Singaraja, (Antara Bali) - Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, menyatakan menjunjung tinggi kebhinnekaan dan rasa toleransi beragama di perguruan tinggi tersebut sebagai upaya mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mahasiswa kami berasal dari seluruh Indonesia dengan suku, bangsa, rasa dan agama yang berbeda. Kami selalu tekankan toleransi dan kebhinnekaan harus selalu dijunjung tinggi," kata Wakil Rektor II Undiksha , Prof Dr I Wayan Lasmawan MPd, di Rektorat Undiksha, Jumat.
Ia mengatakan, pada peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2017, semua eksponen civitas akademika kampus pendidikan terbesar di Pulau Dewata itu termasuk unsur rektorat ikut turun ke jalan menyuarakan kesaktian Pancasila sebagai wujud nyata kepedulian para akademisi dan mahasiswa mengenai keadaan bangsa saat ini.
Dari segi kebijakan, pihak kampus tidak pernah melakukan intervensi terhadap berbagai kegiatan keagamaan dan memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa melakukan peribadatan sesuai keyakinan dan agama masing-masing.
Bahkan, kata dia, pihaknya telah memerintahkan semua fakultas memberikan ruang khusus bagi mahasiswa untuk bersembahyang dan beribadah.
Terkait rasa nasionalisme dan kebertahanan empat pilar bangsa, Lasmawan menilai sudah seharusnya Undiksha sebagai institusi di bawah pemerintah untuk ikut bersama-sama menyuarakan rasa persatuan, kebhinnekaan dan cinta tanah air.
"Kami harus berperanan bagaimana mengkampanyekan rasa nasionalisme dan cinta NKRI kepada para anak didik kami. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban sebagai perguruan tinggi negeri," terangnya.
Sementara itu, terkait video aspirasi Pancasila oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus setempat yang sempat viral di media sosial, Lasmawan mengungkapkan bahwa apa yang dibagikan mahasiswanya murni aspirasi guna menjaga keutuhan empat pilar bangsa dan tidak ada hal-hal lain mengarah kepada sikap menyudutkan pihak atau agama tertentu.
Video seakan terlihat "kontroversi" setelah diedit kembali olah pihak-pihak yang seakan ingin memperkeruh suasana. "Ada tiga video yang beredar. Satu versi asli dan dua video lain ditambahi kata-kata seakan menyudutkan suatu agama, " terangnya.
Menurutnya, kedepan pihak kampus akan meningkatkan pengawasan dan komunikasi dengan para mahasiswa sehingga permasalahan serupa tidak terulang kembali.
"Kami juga meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada para pihak yang tersinggung dengan video anak-anak didik kami. Undiksha tetap sebagai gsrda terdepan menjaga toleransi dan kebhinnekaan di Pulau Dewata dan Indonesia pada umumnya, " terang dia. (bgs)
Undiksha Junjung Tinggi Kebhinnekaan Dan Rasa Toleransi
Jumat, 2 Juni 2017 17:26 WIB
Mahasiswa kami berasal dari seluruh Indonesia dengan suku, bangsa, rasa dan agama yang berbeda