Washington (Antara Bali) - China membunuh atau memenjarakan 18
sampai 20 orang yang menjadi sumber informasi Badan Intelijen Amerika
Serikat (CIA) dari tahun 2010 sampai 2012, mengganggu operasi mata-mata
AS dalam penerobosan intelijen besar-besaran yang asal usulnya belum
diketahui, New York Times melaporkan pada Sabtu.
Penyidik masih berbeda pendapatnya apakah ada mata-mata CIA yang
mengkhianati sumbernya atau apakah pemerintah China telah meretas sistem
komunikasi rahasia CIA, surat kabar tersebut melaporkan mengutip mantan
dan pejabat AS yang aktif.
NYT menambahkan, China membunuh setidaknya puluhan orang yang
memberikan informasi kepada CIA dari tahun 2010 sampai 2012, membongkar
jaringan yang dibuat bertahun-tahun dalam pembuatannya.
Satu ditembak dan tewas di depan sebuah gedung pemerintah di China,
tiga pejabat mengatakan kepada NYT, dan menyatakan bahwa ini dirancang
sebagai pesan kepada orang lain bagaimana dampak jika bekerja sama
dengan Washington.
Penerobosan intelejen tersebut dianggap sangat merusak, dengan
jumlah aset yang hilang menandingi mereka yang berada di Uni Soviet dan
Rusia yang tewas setelah informasi dikirimkan ke Moskow oleh mata-mata
Aldrich Ames dan Robert Hanssen, kata laporan tersebut.
Ames aktif sebagai mata-mata pada tahun 1980-an dan Hanssen dari tahun 1979 sampai 2001.
CIA menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan NYT pada Sabtu.
Kegiatan China tersebut mulai muncul pada tahun 2010, ketika agen
mata-mata Amerika mendapatkan informasi berkualitas tinggi tentang
pemerintah China dari sumber-sumber dalam birokrasi, termasuk warga
China yang terganggu oleh korupsi pemerintah Beijing.
Informasi tersebut didapatkan NYT dari empat mantan pejabat AS.
Namun informasi tersebut mulai berhenti pada akhir tahun dan
informan mulai menghilang pada awal tahun 2011, kata laporan tersebut.
Karena semakin banyak sumber yang terbunuh, Biro Investigasi Federal
(FBI) dan CIA memulai penyelidikan bersama mengenai penerobosan
tersebut, memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan setiap
pegawai Kedutaan Besar AS di sana.
Investigasi tersebut pada akhirnya berpusat pada seorang mantan agen
CIA yang bekerja di sebuah divisi yang mengawasi China, kata surat
kabar tersebut, namun tidak ada cukup bukti untuk menangkapnya.
Beberapa penyidik percaya bahwa orang-orang China telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA.
Sementara yang lainnya berpendapat bahwa penerobosan data intellijen
tersebut merupakan hasil dari kecerobohan mata-mata AS, termasuk
melakukan perjalanan dengan rute yang sama ke titik pertemuan yang sama
atau bertemu sumber di restoran tempat orang China menanam perangkat
pendengar, kata surat kabar tersebut.
Pada tahun 2013, intelijen AS menyimpulkan bahwa kemampuan China
untuk mengidentifikasi agen intelijen AS telah berkurang, kata surat
kabar tersebut, dan CIA telah berusaha membangun kembali jaringan
mata-mata di sana. (WDY)
China Bunuh 20 Mata-mata CIA
Minggu, 21 Mei 2017 20:03 WIB