Denpasar (Antara Bali) - Ketua Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Bali Ariyono secara resmi meminta maaf kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas insiden yang menimpa mobil gubernur saat melakukan konvoi ke Bedugul, Kabupaten Tabanan pada Sabtu (23/4).
"Kami sudah mengirimkan surat resmi kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk meminta waktu bertatap muka, namun hingga saat ini belum ada jawaban. Karena itu kami perlu meminta maaf kepada gubernur melalui media massa sambil menunggu kesediaan waktu dari Gubernur Pastika," kata Ariyono di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, permintaan maaf tersebut dituangkan dalam surat resmi IMBI Nomor 0425/IMBI/IV/2011, perihal memohon maaf kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas insiden yang dilakukan oleh anggota IMBI dari berbagai daerah di Indonesia yang saat itu sedang menggelar musyawarah nasional (munas) di Bali.
Ketua Panitia Nasional Munas IMBI, Anak Agung Putu Ngurah Bagiarta mengatakan, "Touring Moge" kali ini merupakan touring dalam jumlah banyak. Lebih dari 200 Moge dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti touring tersebut.
Insiden tersebut justru terjadi oleh anggota yang berasal dari Jawa karena mereka tidak mengetahui mobil dinas Gubernur Bali.
"Semua insiden tersebut diluar dugaan. Karena itu tanpa membela diri kami ingin minta maaf kepada Gubenur Bali Made Mangku Pastika," katanya.
Ia mengatakan, Munas IMBI tersebut dilakukan di Bali, diikuti oleh 33 Pengda IMBI dari seluruh provinsi di Indonesia. Namun saat touring, jumlah kendaraan bertambah karena selain anggota Pengda IMBI dari berbagai provinsi di Indonesia, juga diikuti 33 klub Moge yang ada di Bali.
Sementara itu, Safety Officers IMBI Bali M Rifan mengatakan, pemberitaan di berbagai media yang mengatakan anggota IMBI melecehkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sangat tidak benar.
"Ada yang mengatakan gubernur diancam, dikepalkan tangannya, mobil gubenur ditendang dan sebagainya. Itu semua tidak benar karena saat insiden tersebut terjadi, saya kebetulan ada dilokasi," katanya.
Rifan menjelaskan, kepalan tangan yang diacungkan bukan berarti mengancam gubernur tetapi itu sudah menjadi simbol internasional Moge di seluruh dunia yang berarti mengurangi kecepatan atau pun berhenti karena ada rintangan di depan.
Sedangkan tendangan kaki kiri atau menaikkan kaki kiri ke depan atau kesamping berarti tanda ada halangan di depan.
"Jadi sama sekali tidak ada mengancam atau melecehkan gubernur," katanya.
Rifan mengaku, dalam konvoi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat, seperti mantan Kapolri Jenderal Purnawirawan Rusman Hadi, seorang staf khusus Presiden SBY bernama Irfan dan sejumlah periwira tinggi Polri lainnya.
IMBI Bali juga mendukung penuh langkah Gubernur Bali yang meminta agar jumlah Moge di Bali ditertibkan karena diduga banyak Moge bodong dan tidak memiliki surat-surat resmi dan bahkan tidak membayar pajak.(*)
IMBI Minta Maaf Kepada Gubernur Bali
Senin, 25 April 2011 16:40 WIB