Jakarta (Antara Bali) - Ketua DPR, Setya Naovanto, mengatakan, ada hal
yang bisa dipetik dari peristiwa 300 tahanan kabur dari Rumah Tahanan
Pekanbaru, beberapa hari lalu. Pemerintah harusnya mengevaluasi konsep
pembinaan terhadap tahanan dan narapidana.
Novanto melalui
pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan,
tahanan kabur dari rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan bukan baru
kali itu terjadi di Tanah Air.
Dia bilang, sumber masalahnya karena rumah tahanan dan lembaga
pemasyarakatan sudah kelebihan kapasitas, termasuk juga petugas pengawas
dan penjaga yang sangat minim jumlah.
"Bahkan, hampir semua rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan
telah melebihi kapasitas. Di Rumah Tahanan Pekanbaru, sipirnya hanya
puluhan orang tapi tahanan yang harus diawasi lebih dari 1.000 orang,"
katanya.
Dia prihatin atas yang terjadi di Rumah Tahanan Pekanbaru itu dan berharap jangan terulang lagi.
Dia
bilang, perlu dicarikan jalan keluar bersama untuk mengatasi persoalan
di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan, sesuai kemampuan SDM dan
keuangan negara.
"Banyak analisa dari para pihak, mulai dari penambahan kapasitas,
penambahan personil, hingga merumuskan sistem pembinaan yang mampu
mengakomodasi dan menyeimbangkam kebutuhan di rumah tahanan dan lembaga
pemasyarakatan," katanya.
Dia tidak bisa hanya menyalahkan
petugas apalagi menimpakan kesalahan kepada para tahanan dan narapidana.
"Dalam evaluasi sistem pembinaan, berbagai aspek harus menjadi
pertimbangan untuk diperbaiki," katanya.
Novanto juga mengapresiasi langkah sigap polisi, TNI, pemerintah,
serta masyarakat yang membantu mengembalikan tahanan ke dalam rutan,
sekaligus mencari solusi yang cepat, efektif, dan efesien dari berbagai
sudut pandang. (WDY)
Setya Novanto: Pemerintah Perlu Evaluasi Konsep Pembinaan Narapidana
Sabtu, 6 Mei 2017 20:11 WIB