Jakarta (Antara Bali) - Perwakilan muballigh yang tergabung dalam
Dewan Pimpinan Pusat Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia menemui
Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan usulan pemikiran mereka terkait
masalah kebangsaan.
Sebanyak 23 dai atau muballigh yang datang dari berbagai daerah
diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta, Senin.
KH Mahrus Amin yang juga Ketua Majelis Syuro Nasional dan mewakili
DPP Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia mengatakan kedatangannya ke
Istana untuk menemui Presiden terkait rencana diklat untuk mencetak
sejuta mubaligh di Indonesia.
"Presiden menyambut baik usulan kami dan akan hadir pada 2 Mei 2017
di Gedung MPR RI Senayan Jakarta untuk meresmikan acara Program Gerakan
Satu Juta Muballigh Bela Negara yang kami selenggarakan," kata Mahrus
Amin setelah jumpa pers di Kantor Presiden Jakarta.
Pendidikan dan pelatihan bagi para calon muballigh atau dai menurut
dia sangat dibutuhkan umat di Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta
jiwa.
"Banyak yang belum disentuh dengan dakwah yang baik, oleh karena itu kami akan mempersiapkan satu juta dai," katanya.
Pihaknya juga ingin menata kualitas mubaligh di Tanah Air menjadi semakin baik.
Ia berpendapat bahwa rekrutmen dan pengkaderan muballigh secara
benar dan terstuktur harus mulai dilakukan melalui kerja sama dengan
lembaga pemerintah.
Oleh karena itu, pihaknya mempersiapkan program tersebut yang akan
dilakukan secara bertahap dan untuk tahap pertama akan melibatkan 500
orang para muballigh/muballighat.
Pada kesempatan pertemuan dengan Presiden, pihaknya juga mengangkat
isu pentingnya persatuan umat yang harus dikedepankan dan diperjuangkan.
"Persatuan bangsa ini harus diperjuangkan," katanya. (WDY)
Perwakilan Muballigh Se-Indonesia Temui Presiden Jokowi
Senin, 17 April 2017 14:19 WIB