Jakarta (Antara Bali) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence sebaiknya membatalkan kunjungan ke Indonesia.
"Jadi menurut saya sebaiknya kunjungan Wakil Presiden Pence ke Indonesia dibatalkan. Ada 4 alasan untuk ini," ujar Hikmahanto Juwana kepada Antara di Jakarta, Senin.
Pertama tindakan unilateral yang dilakukan oleh Presiden Trump ke Suriah. Masyarakat Indonesia pasti menentang dan ini menyulitkan posisi pemerintah bila menerima Pence.
"Kedua kebijakan pemerintah AS yang tidak bersahabat terhadap dunia Islam, termasuk membuat 'executive order' dari negara yang dikualifikasi sebagai negara teror yang populasinya adalah muslim," kata dia.
Hal tersebut, lanjutnya, akan membuat pemerintah Indonesia kikuk ketika menerima Wapres Pence.
"Ketiga, Presiden Trump memasukkan Indonesia dalam kategori negara yang mencurangi AS dalam perdagangan internasional. Ini tentu tidak bisa diterima oleh Indonesia," ucapnya.
Kalaulah Indonesia, lanjutnya, dituduh demikian harusnya Indonesia dibawa ke Badan Penyelesaian Sengketa WTO (Dispute Settlement Body DSB) di mana AS dan Indonesia merupakan anggota.
"Terakhir ada isu bahwa Wakil Presiden Pence ke Indonesia dalam rangka urusan Freeport. Nah kan sekarang Freeport sudah terima untuk mengubah status Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)," ujarnya.
Ia menegaskan kehadiran Pence justru akan dicurigai publik agar Indonesia melakukan kompromi baru.
"Kehadiran Pence juga tidak akan disambut secara antusias seperti halnya Presiden Obama atau Menlu Hillary Clinton saat datang ke Indonesia," tegas dia.
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence akan melakukan lawatan ke Korea Selatan, Jepang, Indonesia, Australia dan Hawaii bulan ini, ungkap Gedung Putih. (WDY)