Jakarta (Antara Bali) - Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik
Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin mengatakan
keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme merupakan hal yang baru di
Tanah Air.
"Perempuan terlibat teror ini baru," kata Solahudin dalam acara
bertajuk Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme Bagi
Insan Media, di Jakarta, Jumat.
Komentarnya tersebut merujuk pada keterlibatan Dian Yulia Novi (DYN)
dan Ika Puspitasari (IP) yang merupakan jaringan teroris Bekasi, Jawa
Barat, dengan pimpinan selnya, M. Nur Solihin (MNS). Mereka ditangkap
pada Desember 2016.
Menurut dia, keterlibatan perempuan dalam aksi teror disebabkan
pemimpin militan ISIS dari Indonesia, Bahrun Naim pernah mengajak
perempuan untuk ikut melakukan aksi jihad karena hanya sedikit laki-laki
yang mau.
"Bahrun bilang kalau di Suriah aksi amaliyah tidak wajib dilakukan
oleh perempuan. Tapi di Indonesia, perempuan boleh melakukan aksi teror
karena laki-lakinya pada pengecut. Itu dalam percakapan Telegram pada
Juni 2016," katanya merujuk pada informasi dan riset yang dilakukannya. (WDY)
Peneliti: Perempuan Juga Jadi Sasaran Perekrutan Teroris
Jumat, 7 April 2017 9:43 WIB