Jakarta (Antara Bali) – Peti Jenazah Presiden Pertama RI
Ir.Soekarno selalu menjadi pusat perhatian alias favorit bagi pengunjung
Museum Prasasti, kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.
"Peti
jenazah Soekarno inilah yang sering menjadi perhatian para pengunjung
yang datang ke museum. Dulu tempatnya sempit jadi dipindahkan," kata
Andri Laksana, Satuan Pelayanan Museum Taman Prasasti kepada ANTARA News
di tempat kerjanya, akhir pekan ini.
Peti tersebut telah ada sejak museum dibangun pada tahun 1975.
Menurut
Andri koleksi peti mati lainnya dari museum tersebut adalah yang
digunakan untuk membawa jenazah Wakil Presiden RI pertama Mohammad
Hatta.
Data yang di dapat dari pihak museum,
menyebutkan bahwa peti jenazah milik Ir. Soekarno tersebut digunakan
untuk mengantar jenazah dari RSPAD Gatot Subroto menuju Wisma Yaso,
(sekarang Museum Satria Mandala) kediaman Ir. Soekarno menghabiskan
masa-masa terakhir hidupnya. Peti mati itu hibah dari Yayasan Palang
Hitam Jakarta.
Sementara itu peti milik Wakil
Presiden RI pertama, Mohammad Hatta digunakan untuk mengantar jenazah
menuju Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
"Tetapi
ada sumber lain yang menyatakan bahwa peti jenazah tersebut tidak
digunakan untuk mengantar jenazah," tutur pihak museum.
Peti Bung Hatta tersebut merupakan pemberian keluarga Bung Hatta untuk Museum Taman Prasasti sebagai koleksi benda bersejarah.
Museum
Prasasti tidak memiliki data yang lengkap mengenai asal usul peti
tersebut dibuat dimana dan kapan dibuat, karena pada saat diberikan ke
pihak museum tidak disertai data benda tersebut, ucap Andri Laksana.
Selain
peti jenazah, koleksi lain yang juga favorit pengunjung adalah Tugu
Peringatan Tentara Jepang Kompi 9 Batalyon 16 Divisi 2 Kota Shibata yang
gugur di Sungai Cijantung, Bogor.
Tugu ini menjadi tujuan wisatawan asing terutama wisatawan dari Jepang.
"Wisatawan dari Jepang tersebut biasanya melakukan upacara tertentu dan pembacaan doa pada saat berkunjung," kata Andri.
Terdapat
tiga kereta kuda koleksi Museum Prasasti,satu di antaranya adalah
kereta jenazah yang merupakan peninggalan pada masa kolonialisme
Hindia-Belanda.
Pada kereta tertulis bahwa
kereta merupakan buatan Batesville Casket Company Inc. yang berada di
Indiana, Amerika sekitar tahun 1890-an.
Dua
kereta lainnya, merupakan pemberian Presiden RI Joko Widodo saat
menyelenggarakan Festival Kereta Kencana 2012 tanggal 4 Juli di Kota
Karanganyar, Solo, Jawa Tengah.
Kereta tersebut dibuat oleh H. Anwar Muhtadi seorang pengrajin kereta kuda di Solo, Jawa Tengah.
Museum
yang bisa dikunjungi setiap hari Selasa sampai Minggu dengan harga
tiket Rp.5.000 mulai pukul 09.00 WIB -15.00 WIB ini punya 856 koleksi.
Museum tersebut menurut data inventaris koleksi dari pihak museum tahun 2016, bahwa terdapat 856 unit benda koleksi.
"Koleksi
benda sejarah disini kebanyakan merupakan tugu prasasti atau nisan
kuburan yang dulunya menjadi makam para penduduk asing saat masa
kolinialisme. Makam ini sudah tidak ada jenazahnya, semua jenazah telah
dipindahkan antara tahun 1975-1977," kata Andri.
Ada sekitar 20 koleksi unggulan Museum Taman Prasasti namun belum dipamerkan karena menunggu pengesahan dari Balai Konservasi
Sejarah Museum Taman Prasasti dapat diakses melalui http://www.jakarta-tourism.go.id/destination/museum-prasasti-jakarta.