Tabanan (Antara Bali) - Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) sebagai produk layanan kredit untuk penguatan modal usaha di Kabupaten Tabanan, Bali, menyasar sektor pertanian melalui kredit usaha rakyat (KUR).
"Sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan itu mendapat penguatan modal usaha yang berkisar Rp 1 juta-Rp 200 juta per nasabah," kata Kepala Pegadaian Cabang Tabanan, Gusti Nyoman Arka, di Tabanan, Selasa
Ia mengatakan sektor pertanian mendapat prioritas utama dalam penyaluran kredit penguatan modal untuk mendukung program pemerintah dalam menggerakkan sektor ekonomi pedesaan dari sektor pertanian melalui Kredit Angsuran Sistem Fidusia Fleksi (Kreasi Fleksi).
"Melalui Kreasi Fleksi, para petani dapat mengangsur atau melunasi kewajibannya, jika tanamannya sudah panen," kata Gusti Nyoman Arka.
Produk layanan penguatan modal bidang pertanian tersebut melengkapi produk sebelumnya yakni Kreasi yang sasarannya para pelaku usaha mikro dengan model angsuran setiap bulannya.
Kredit penguatan modal tersebut, selain menyasar para petani, juga kalangan peternak, seperti peternak ayam potong dan peternakan ayam petelur.
Gusti Nyoman Arka mengharapkan, bantuan kredit penguatan modal tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh petani, sehingga mampu meningkatkan pendapatan kesejahteraan yang lebih baik.
"Suku bunga penguatan modal tersebut dikemas bervariasi sesuai dengan jangka waktu pinjaman, plafon kredit, dan jangka waktu angsuran," ujar Gusti Nyoman Arka.
Ia menjelaskan, kreasi Fleksi tersebut ada dua pilihan, yakni kreasi fleksi sekali bayar dan kreasi fleksi berjangka. Untuk kreasi fleksi sekali bayar, pembayarannya sekaligus tanpa ada angsuran.
Sementara untuk yang berjangka, tenggang waktunya bisa tiga bulan, empat bulan dan enam bulan sekali.
"Kredit sektor pertanian itu merupakan produk baru, yang kini sedang disosialisasikan dengan harapan dapat terealisasi dengan baik," ujar Gusti Nyoman Arka. (WDY)