Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia akan menyepakati 10 nota
kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Arab Saudi dalam pertemuan bilateral
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud dan Presiden Joko Widodo
di Istana Bogor, Rabu, mendatang.
Menurut Duta Besar Arab Saudi
Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dalam konferensi pers di Jakarta,
Selasa, 10 MoU tersebut meliputi bidang keamanan, kesehatan,
pendidikan, budaya, investasi, UKM, pertanian, perikanan, operasional
penerbangan sipil, serta hal-hal mengenai Islam.
"Hubungan baik antara Arab Saudi dan Indonesia diharapkan akan
semakin kuat dengan ditandatanganinya 10 MoU ini," kata Osama.
Meskipun tidak menyebut nilai yang diinvestasikan melalui perjanjian
kerjasama tersebut, ia memastikan bahwa kunjungan Raja Salman ke
Indonesia pada 1-9 Maret 2017 dengan membawa lebih dari 1.000 orang
delegasi, bernilai besar bagi hubungan kedua negara.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah Arab Saudi akan menyetujui kerja
sama untuk pengembangan pengajaran Bahasa Arab oleh Lembaga Pendidikan
Islam dan Arab (LIPIA) di tiga perguruan tinggi di Makassar, Surabaya,
dan Medan.
Sementara kerjasama di bidang pariwisata, pembangkit tenaga listrik,
dan energi, belum berhasil difinalisasi oleh tim kementerian terkait
dari kedua negara.
"Termasuk pembahasan kerja sama antara Aramco dan Pertamina juga belum selesai dibahas," ujar Osama.
Osama menjelaskan bahwa pemerintahnya memang akan melepas sebagian
saham Saudi Arabian Oil Co atau lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco,
untuk mendukung visi pembangunan 2030 dengan mengurangi ketergantungan
terhadap produksi minyak.
Upaya untuk menambah keragaman pendapatan negara dilakukan
pemerintah Saudi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi seiring dengan
anjloknya harga minyak dunia.
"Walaupun harga minyak turun tetapi alhamdullilah ekonomi kami tetap
stabil dan kuat. Bahkan pemerintah Saudi berencana membuka rekening
khusus untuk rakyat, untuk memberi bantuan keuangan dan meningkatkan
kesejahteraan," kata dia.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900
ribu dolar AS untuk 44 proyek di Indonesia.
Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di
bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar AS
dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar AS.
Dari sisi investasi, Arab Saudi memiliki potensi yang sangat besar.
Para investor Saudi sangat identik dengan keluarga istana karena
sebagian besar orang-orang kaya Saudi adalah keluarga istana.
Contohnya, adalah Pangeran Walid bin Talal bin Abdul Aziz yang
termasuk orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai 20 miliar doar
AS. Pada 2005 dia menyumbang Universitas Harvard dan Georgetown sebesar
40 juta dolar AS untuk pengembangan studi Islam. (WDY)
Indonesia-Arab Saudi akan Tandatangani 10 Kesepakatan
Selasa, 28 Februari 2017 16:36 WIB