Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan seorang pemimpin harus memiliki kemampuan yang lebih atau di atas rata-rata agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan pembangunan.
"Pemimpin itu bukan manusia biasa, tetapi luar biasa, dan harus lebih dari stafnya, lebih pintar, lebih berani, lebih tegas dan yang lainnya, kalau biasa saja akan susah untuk mengelola anak buahnya," kata Pastika saat memberikan pengarahan kepada peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat 2 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pemimpin mulai setingkat eselon IV harus sudah mulai bekerja dan berpikir sebagai seorang pemimpin, bukan seperti staf lagi yang hanya mengerjakan tugas yang diberikan atasan.
"Pejabat setingkat eselon IV itu sudah harus mulai berpikir kenapa dan bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan, bukan lagi menunggu perintah atasan seperti staf," ujarnya.
Dia menambahkan, hal tersebut wajib dilakukan mengingat seorang eselon IV sudah dianggap lebih senior dan paham dengan tugas dan fungsinya dalam pekerjaan.
Pastika juga mengeluhkan dengan sistem pelatihan yang ada di pemerintahan sipil. Menurut dia, hal itu merupakan kelemahan yakni para pejabat tersebut menjabat terlebih dahulu baru kemudian mengikuti pendidikan dan pelatihan.
"Padahal akan lebih baik jika seorang pejabat tersebut dipersiapkan terlebih dahulu dengan pendidikan dan pelatihan, baru kemudian menjabat sehingga mereka siap dan tidak terkejut dengan tugas dan tanggung jawab yang akan mereka emban," ucapnya.
Namun, walaupun demikian, Pastika tetap optimistis dengan para pejabat organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov Bali mampu untuk bekerja dengan baik sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
Pastika juga berpesan agar para peserta diklat tersebut untuk fokus belajar tentang kepemimpinan dan keterampilan memimpin staf serta manajemen operasional.
Sebelumnya, Gubernur Bali juga meninjau kondisi kantor BPSDM yang sebelumnya bernama Badan Pendidikan dan Pelatihan itu.
Dalam tinjauannya tersebut, Pastika mengharapkan agar BPSDM tersebut mampu mengadakan perkuliahan bagi para pegawai S1 untuk melanjutkan S2 yang bekerja sama dengan universitas-universitas luar, mengingat saat ini tupoksi BPSDM yang lebih luas dari yang sebelumnya yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
"Kenapa kita tidak coba yang mau S2 itu kuliahnya di sini, universitasnya bisa dari luar, tetapi kuliahnya di sini, kalau perlu izin coba saja diurus biar bisa lebih efektif sumber daya yang ada di sini," katanya. (WDY)